Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Terbebani Prospek Suku Bunga The Fed, Putusan Bank Indonesia Jadi Katalis

Rangkaian apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpatahkan pada perdagangan hari ini, Kamis (20/12/2018).
Karyawan memperlihatkan mata uang rupiah di salah satu bank di Jakarta./JIIBI-Abdullah Azzam
Karyawan memperlihatkan mata uang rupiah di salah satu bank di Jakarta./JIIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Rangkaian apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpatahkan pada perdagangan hari ini, Kamis (20/12/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot tergelincir melemah dan ditutup terdepresiasi 34 poin atau 0,24% di level Rp14.473 per dolar AS, setelah berakhir menguat 62 poin atau 0,43% di level Rp14.439 per dolar AS pada Rabu (19/12).

Pelemahan yang dibukukan hari ini sekaligus mengikis penguatan yang mampu dibukukan tiga hari berturut-turut sebelumnya. Nilai tukar rupiah mulai tergelincir ketika dibuka melemah 65 poin atau 0,45% di level Rp14.504 per dolar AS pagi tadi.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di level Rp14.459–Rp14.518 per dolar AS.

Sebagian mata uang lainnya di Asia terpantau ikut terdepresiasi, dengan won Korea Selatan dan peso Filipina masing-masing berakhir melemah 0,38% dan 0,15%, setelah bank sentral AS Federal Reserve menaikkan suku bunga acuannya.

The Fed mengerek suku bunga acuannya (Fed Funds Rate/FFR) sebesar 25 basis poin (bps) ke kisaran 2,25%-2,50% dalam pertemuan kebijakan moneter yang berakhir Rabu (19/12).

Sementara itu, proyeksi terbaru yang dirilis pada hari yang sama menunjukkan para pembuat kebijakan memperkirakan dua kali penaikan suku bunga pada 2019 dan satu kali penaikan pada 2020.

Meski kenaikan suku bunga dalam pertemuan tadi malam telah diantisipasi pasar, The Fed, dalam pernyataan kebijakannya, terkesan kurang berpandangan dovish terkait prospek kenaikan suku bunga untuk 2019 seperti yang diharapkan oleh pasar.

Kendati demikian, sebagian besar mata uang di Asia kemudian mampu pulih dari pelemahannya dan terpantau menguat malam ini, dipimpin rupee India dan yen Jepang yang masing-masing terapresiasi 1,01% dan 0,7% terhadap dolar AS, saat indeks dolar AS melorot.

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama terpantau melemah 0,753 poin atau 0,78% ke level 96,282 pada pukul 18.24 WIB.

Pergerakan indeks dolar sebelumnya dibuka di zona merah dengan turun tipis 0,048 poin atau 0,05% di level 96,987, setelah pada perdagangan Rabu (19/12) berakhir terkoreksi 0,069 poin atau 0,07% di posisi 97,035.

Dolar AS melemah di tengah berkembangnya kekhawatiran mengenai prospek penaikan suku bunga oleh para pembuat kebijakan AS tepat ketika negara ekonomi terbesar di dunia tersebut menghadapi perlambatan.

Pelemahan dolar AS pun turut mengikis pelemahan yang dialami nilai tukar rupiah hari ini, selain keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (7DRRR) tetap sebesar 6%.

RDG BI juga menahan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan keputusan tersebut konsisten dengan upaya bank sentral menurunkan defisit transaksi dalam batas yang aman dan mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik, termasuk mempertimbangkan penyesuaian suku bunga global beberapa bulan ke depan. 

Bank Indonesia juga mencermati perkembangan terakhir di global termasuk keputusan Fed tadi malam serta melihat pertumbuhan global melandai dan ketidakpastian global berlanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper