Bisnis.com, JAKARTA – Emiten distribusi gas PT Aneka Gas Industri Tbk. mengakuisisi secara penuh PT Samator Gas Industri (SGI) untuk memaksimalkan distribusi perseroan. Sebelum mengakuisisi hingga 99,99%, perseroan telah menjadi pemegang saham mayoritas SGI sebesar 75%.
Berdasarkan dokumen transaksi yang dipublikasikan perseroan, Aneka Gas Industri menyerap sisa 24,9% saham SGI yang dimiiki oleh PT Samator. Per 17 Desember 2018, perseroan resmi membeli saham SGI dengan nilai transaksi sebesar Rp328,68 miliar.
“Untuk akuisisi ini, kami menggunakan dana internal perusahaan. Setelah akuisisi ini, aktivitas bisnisnya akan tetap sama. Namun nanti conflict of interest bis aterhindar dan laba SGI akan sepenuhnya kami serap,” ungkap Direktur Utama Aneka Gas Industri Rachmat Harsono, Kamis (20/12/2018).
Rachmat menyampaikan untuk akuisisi perusahaan terafiliasi tersebut, perseroan juga telah memeroleh dukungan dari pemegang saham minoritas yaitu IFC (International Finance Coorporation) yang merupakan entitas anak World Bank.
Adapun, SGI merupakan anak usaha yang dibentuk oleh Aneka Gas Industri dan Samator yang fokus pada distribusi gas untuk peritel. Samator sendiri merupakan pemegang saham terbesar kedua perseroan yaitu sebesar 27,75%.
Emiten dengan sandi AGII tersebut melakukan distribusi produknya pada distributor. Rachmat menyampaikan pada tahun depan perseroan menargetkan kenaikan pendapatan sebesar 125 dari tahun ini, dengan setelah memperhitungkan masuknya SGI ke konsolidasi.
Setelah memasukkan SGI ke tubuh perseroan, Rachmat menyebut sejauh ini AGII tidak akan mengubah target kinerja dan operasional di 2019. Untuk tahun depan, dia menggelontorkan Rp300 miliar untuk investasi alat-alat pemasaran, sekitar 10 filling station gas perseroan, sekaligus 2 on-sites untuk meningkatkan produksi perseroan.
“Target kami masih sama dan belum akan diubah. Kami terus mencari inovasi untuk mengembangkan aplikasi gas industri,” kata Rachmat.
Adapun, AGII menganggarkan belanja modal maksimal Rp300 miliar dari sejumlah sumber seperti fasilitas pinjaman dari sejumlah bank dengan total nilai lebih dari Rp200 miliar, dan kas internal perseroan.
Terkait target laba bersih, Aneka Gas Industri memprediksi pada 2019 bottomline akan berkisar 4%—5% dari total penjualan perseroan. Namun, porsi tersebut akan sangat bergantung pada upaya perseroan menata liabilitas.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, bekas perusahaan pelat merah tersebut membukukan pendapatan sebesar Rp1,46 triliun sepanjang 9 bulan pertama tahun ini, meningkat 9,83% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu (yoy) yang sebesar Rp1,33 triliun.
Pada periode tersebut, perseroan mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp73,21 miliar, meningkat 9,45% secara yoy dari posisi Rp66,88 miliar.
Dengan durasi kontrak 5—15 tahun, AGII mengklaim dapat mengamankan sekitar 70% dari pendapatan pada tahun berikutnya. Sepanjang tahun ini, perseroan telah membukukan hingga 180 kontrak baik yang baru diperoleh maupun hasil perpanjangan.
“Sepanjang tahun ini kami juga membangun sebanyak 10 filling station sehingga jumlah total FS kami 100 unit. Pembangunan di tahun depan seluruhnya akan di luar Jawa. Pertumbuhan permintaan di Sumatra dan Sulawesi sangat potensial,” ungkap Rachmat.