Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kecewa Pidato Xi Jinping, Pasar Saham China Melemah

Bursa saham China mengakhiri pergerakannya di zona merah pada hari ini, Selasa (18/12/2018) setelah pidato yang disampaikan Presiden Xi Jinping tidak memenuhi ekspektasi pasar.
Bursa China SHCI/Reuters
Bursa China SHCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham China mengakhiri pergerakannya di zona merah pada hari ini, Selasa (18/12/2018) setelah pidato yang disampaikan Presiden Xi Jinping tidak memenuhi ekspektasi pasar.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Shanghai Composite berakhir melemah 0,82% atau 21,32 poin di level 2.576,65, setelah mampu rebound dan ditutup naik 0,16% atau 4,23 poin di posisi 2.597,97 pada perdagangan Senin (17/12).

Adapun indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham blue chip ditutup melorot 1,04% atau 32,77 poin di level 3.128,43, setelah berakhir terkoreksi 0,15% atau 4,71 poin di level 3.161,20.

Seperti dilansir Reuters, dalam pidatonya yang menandai 40 tahun liberalisasi pasar, Xi Jinping tidak menawarkan langkah-langkah dukungan spesifik untuk perekonomian. Hal ini serta merta menambah tekanan dari goyahnya bursa saham di Asia dan Amerika Serikat (AS) akibat kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global.

Dalam pidatonya hari ini, Xi Jinping menyerukan penerapan reformasi yang konsisten tetapi tidak menawarkan langkah-langkah spesifik yang baru.

Menurut seorang analis, sebagian pelaku pasar mengharapkan pengumuman besar tentang pelonggaran kebijakan fiskal dan pemotongan pajak sebanyak 5 triliun yuan (US$724,80 miliar) dalam lima tahun ke depan.

“Bahkan jika AS memperlambat laju kenaikan [suku bunga], mereka tidak akan menurunkan suku bunga tahun depan. Ruang untuk melonggarkan kebijakan moneter (pada 2019) kecil, karena spread antara interes China dan AS kecil, dan pelonggaran lebih lanjut oleh China dapat memicu arus keluar modal, sehingga orang-orang berharap dorongan dari sisi fiskal,” katanya.

Pertumbuhan ekonomi China berada di bawah tekanan akibat efek eskalasi perang perdagangan. Menurut seorang periset di badan perencana negara tersebut, target pertumbuhan untuk 2019 telah diturunkan menjadi 6,0-6,5%.

Pelemahan pada bursa saham China juga didorong oleh pelemahan di dalam pasar Asia, yang disebabkan oleh kekhawatiran pertumbuhan.

“Bank Sentral Eropa telah memangkas proyeksi pertumbuhannya, sedangkan Bank of Korea melakukan penyesuaian baru-baru ini, seperti yang dilakukan pemerintah Jepang,” kata Linus Yip, kepala pakar strategi di First Shanghai Securities di Hong Kong.

Sejalan dengan bursa saham China,  pergerakan indeks Hang Seng di Hong Kong berakhir melemah 1,05% atau 273,73 poin di level 25.814,25, setelah berakhir turun 0,03% atau 6,81 poin di posisi 26.087,98 pada perdagangan Senin (17/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper