Bisnis.com, JAKARTA — PT Pelat Timah Nusantara Tbk. (NIKL) mengalami rugi senilai US$3,44 juta hingga September 2018, akibat tekanan dari nilai tukar.
Dalam laporan keuangan September 2018, Kamis (25/10/2018), emiten bersandi saham NIKL membukukan penjualan senilai US$123,46 juta hingga September 2018. Pencapaian itu tumbuh 12,2% dari posisi US$110,01 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
NIKL lebih banyak melakukkan penjualan di dalam negeri dengan nilai US$123,38 juta, sedangkan sisanya ekspor. Di sisi lain, perseroan juga memiliki penjualan penjualan melebihi 10% kepada dua perusahaan yakni PT Indonesia Multi Colour Printing dan PT United Can masing-masing senilai US$22,79 juta dan US$19,24 juta.
Sementara itu, beban pokok penjualan NIKL hingga September 2018 senilai U$117,39 juta, atau naik 14,6% dari posisi US$102,4 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan demikian, laba kotor yang dicatatkan menjadi US$6,06 juta hingga September 2018, atau turun 20,3% year on year.
Adapun rugi yang dicatatkan karena selisih kurs mencapai US$3,44 juta. Kerugian akibat selisih kurs langsung menekan laba menjadi rugi, senilai US$3,2 juta per September 2018.