Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Dagang AS-China Reda, Kontrak Bursa Hasil Pertanian Merangkak

Harga sejumlah komoditas pertanian untuk kontrak berjangka terutama kedelai dan kapas bergerak naik seiring dengan optimisme bahwa kerja sama dagang China dan Amerika Serikat berpotensi membaik.
Ilustrasi./JIBI-Reuters
Ilustrasi./JIBI-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Harga sejumlah komoditas pertanian untuk kontrak berjangka terutama kedelai dan kapas bergerak naik seiring dengan optimisme bahwa kerja sama dagang China dan Amerika Serikat berpotensi membaik.

Pada perkembangan selanjutnya, China bakal membeli produk dari AS dalam jumlah yang lebih banyak, termasuk belanja kedelai, setelah kedua negara itu menyatakan perdamaian ekonomi.

Harga biji-bijian untuk pengiriman Juli naik 2,4% menjadi US$10,22 per bushel dari sebelumnya diperdagangkan pada US$10,14 per bushel. Adapun, komoditas jagung naik 2,75 poin atau 0,68% menjadi US$405,25 per bushel.

Kontrak berjangka untuk gandum naik 3,5 poin atau 0,68% dengan pergerakan harga menjadi US$521,75 per bushel. Sementara itu, harga kapas naik 2,09 poin atau 2,41% menjadi US$88,57 per pon.

Kepala analis Shanghai JC Interlligence Co. Li Qiang mengatakan bahwa China juga diperkirakan akan mendorong pembelian untuk komoditas kapas, jagung, etanol, dan sorgum.

“China kemungkinan akan meningkatkan impor kacang kedelai dari AS yang sebelumnya hanya sekitr 40 juta menjadi 50 juta ton,” ujar, dikutip dari Bloomberg, Senin (21/5/2018).

Sementara itu, AS kini sedang menahan perang dagang di tengah perkembangan hubungan dagang dengan China. Padahal, Presiden AS Donald Trump sebelumnya telah memberikan ancaman untuk menjatuhkan tarif hingga US$150 miliar untuk impor oleh China.

Hanya saja, sejumlah kebijakan berubah setelah kedua negara merilis pernyataan bersama pada akhir pekan lalu yang menjelaskan bahwa China berjanji akan meningkatkan pembelian barang dan jasa dari AS secara signifikan.

China bahkan menarik keputusan untuk melakukan penyelidikan anti-dumping pada impor sorgum AS pada Jumat (18/5) pekan lalu, sebagai langkah untuk mundur dari konflik dagang yang menyebabkan pasar biji-bijian global bergejolak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper