Bisnis.com, JAKARTA – Emiten infrastruktur telekomunikasi PT Bali Towerindo Sentra Tbk. menargetkan laba bersih pada tahun ini dapat mencapai Rp270 miliar, meningkat 25,58% dibandingkan dengan laba 2017 sebesar Rp215 miliar.
Pada tahun ini, perseroan juga menargetkan pendapatan dapat meningkat 25% menjadi Rp400 miliar, dari tahun lalu sebesar Rp320 miliar.
Direktur Bali Towerindo Sentra, Robby Hermanto menyampaikan sepanjang tahun ini perseroan berencana membangun 800—1.000 menara telekomunikasi untuk menangkap pasar dari industri operator telekomunikasi.
“Kami berupaya meningkatkan efisiensi perusahaan, terutama dari sisi size dan bentuk menara. Kami mengalokasikan capex pembangunan menara sebesar Rp250 miliar dengan target 1.000 menara, untuk memenuhi kebutuhan operator yang meningkat,” ungkap Robby dalam paparan publik di Jakarta, Jumat (18/5).
Robby menyampaikan perseroan akan membangun menara tipe microcell pole (MCP) di bebeapa titik di Jawa dan Bali. Tower MCP dinilai sesuai untuk daerah padat dengan penggunaan data yang tinggi dan daerah pemukiman yang tidak terjangkau tower makro.
Adapun, sepanjang 2018 perseroan mengalokasikan belanja modal total Rp860 miliar dengan perincian yaitu Rp250 miliar untuk membangun menara, Rp550 miliar untuk membangun jaringan fiber FTTx, dan Rp60 miliar untuk membangun Data Center.
Berdasarkan dokumen perusahaan, emiten dengan kode saham BALI tersebut memiliki total 1.225 menara per akhir 2017. Selama kuaral I/2018, perseroan telah membangun 72 menara lagi, sehingga per akhir Maret 2018 BALI memiliki 1.297 menara.
Pada kuartal I/2018, Bali Towerindo Sentra membukukan pendapatan sebesar Rp95,31 miliar, meningkat 28,7% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (yoy). Pada periode tersebut, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp12,81 miliar, atau meningkat 81,2% yoy.