Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

REKOMENDASI SAHAM: Masihkah TOWR Layak Koleksi?

Emiten menara telekomunikasi PT Sarana Menara Infrastruktur belakangan menjadi sorotan karena salah satu karyawannya diduga menyuap Bupati Mojokerto yang tertangkap tangan KPK. Kinerja emiten yang sebelumnya moncer pun tercoreng sesaat. Masihkah emiten menara Grup Djarum tersebut layak dikoleksi.

Bisnis.com, JAKARTA- Emiten menara telekomunikasi PT Sarana Menara Infrastruktur belakangan menjadi sorotan karena salah satu karyawannya diduga menyuap Bupati Mojokerto yang tertangkap tangan KPK. Kinerja emiten yang sebelumnya moncer pun tercoreng sesaat. Masihkah emiten menara Grup Djarum tersebut layak dikoleksi.

Sarana Menara Infrastruktur baru saja menempuh stock split dengan nilai 1:5, sehingga satu saham entitas akan terkonversi langsung menjadi 5 saham. Manajemen menyampaikan alasan stock split tersebut adalah untuk membuat perdagangan saham perseroan di Bursa Efek Indonesia lebih likuid.

Pada perdagangan Senin (14/5), harga saham emiten dengan ticker TOWR tersebut tercatat melemah 40 poin atau 1,38% ke level Rp2.860. Kendati tersangkut kasus hukum, kalangan analis optimis kinerja Sarana Menara Infrastruktur akan tetap baik, merujuk pada perkembangan industri telekomunikasi nasional.

Analis Ciptadana Sekuritas Niko Margaronis mengungkapkan pada kuartal I/2018, kinerja TOWR didorong oleh kenaikan tingkat sewa dari XL Axiata. Posisi XL Axiata dalam waktu dekat diprediksi akan mengambil alih Tri Hutchison sebagai penyewa terbesar TOWR saat ini.

“Baru-baru ini, TOWR mengakuisisi KIN [Komet Infrastructure Nusantara] sehingga memiliki infrastruktur tambahan berupa 1.400 tower dan 2.000 tenancies, sehingga saat ini TOWR memiliki menara paling banyak di antara perusahaan lainnya,” ungkap Niko.

Niko menyebut Ciptadana memprediksi dalam penekanan margin dari TOWR akan turut memberikan tekanan pada bisnis KIN pada 2017 lalu. Menurutnya, TOWR memiliki ruang untuk berinovasi dan mengefisienkan biaya operasional dan keuangan perseroan.

Kendati masih merekomendasikan buy, Niko menurunkan target price Sarana Menara pada tahun ini ke level Rp4.000. dia merujuk pada sejumlah upaya positif perseroan yang diyakini dapat menjaga kinerja tahun ini tetap baik.

Sementara itu, tim analis JP Morgan yang dipimpin Ranjan Sharma mengungkapkan TOWR sedang mempertimbangkan untuk melakukan pembelian saham kembali atau buyback yang dapat menjadi katalis kinerja perseroan.

Namun, Ranjan mengungkapkan tingkat penambahan tenancy TOWR cukup lambat dibandingkan perkiraan entitas. Untuk itu, JP Morgan juga merevisi target price TOWR pada 2018 menjadi Rp4.400 dari sebelumnya Rp4.800. Entitas masih merekomendasikan overweight.

“Beberapa alasan downgrade yaitu harga penyewaan menara perseroan yang kompetitif, perlemahan suku bunga, penundaan pembayaran dari pelanggam, dan rencana konsolidasi pada industri wireless di Indonesia,” ungkap Ranjan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper