Bisnis.com, JAKARTA—PT Prodia Widyahusada Tbk. berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan kuartal I 2018 sebesar 7,5% menjadi Rp356,4 miliar dibandingkan periode yang sama di tahun 2017 yang mencapai Rp331,6 miliar.
Perseroan juga berhasil mencetak laba bersih di kuartal I 2018 sebesar Rp32,5 miliar, meningkat sebesar 0,6% dibandingkan periode yang sama dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp32,3 miliar.
Masing-masing segmen pelanggan memberikan kontribusi yang signifikan bagi peningkatan pendapatan. Segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang masing-masing sebesar 33% dan 32,8% kepada pendapatan Perseroan.
Sedangkan, kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi sebesar 20,1% dan 14,1% terhadap pendapatan Perseroan.
Dewi Muliaty, Direktur Utama Prodia Widyahusada, mengatakan bahwa perseroan berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja bisnis Prodia.
“Pencapaian laba dan pertumbuhan penjualan di sepanjang tiga bulan pertama tahun 2018 ini menunjukkan bahwa fundamental bisnis perseroan masih kuat. Kami berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan kinerja agar dapat terus memberikan imbal hasil yang positif kepada pemegang saham,” tutur Dewi dalam siaran pers, Senin (7/5/2018).
Di samping itu, perseroan juga membukukan peningkatan EBITDA sebesar 2,1%, dari Rp52,1 miliar pada tahun 2017 menjadi Rp53,2 miliar pada kuartal I tahun 2018.
Dari sisi arus kas, arus kas bersih perseroan dari aktivitas operasi pada kuartal I tahun 2018 naik menjadi sebesar Rp65,3 miliar. Total aset perseroan pada kuartal I 2018 tercatat meningkat sebesar 2,0% menjadi Rp1,88 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.
Aset lancar menjadi Rp1,19 triliun dan aset non lancar menjadi Rp692,6 miliar. Sedangkan, total liabilitas naik sekitar 1,8% menjadi Rp493,9 miliar dibandingkan pada tahun 2017 yang mencapai Rp485,1 miliar.
Adapun total liabilitas jangka pendek turun menjadi Rp140,5 miliar dan total liabilitas jangka panjang naik menjadi Rp353,4 miliar. Total ekuitas naik sekitar 2,1% menjadi sebesar Rp1,39 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,36 triliun.