Bisnis.com, JAKARTA – Emiten diler otomotif, PT Tunas Ridean Tbk. menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp554 miliar pada tahun ini, yang sebagian besarnya akan digunakan untuk memperbarui fleet management bisnis rental kendaraan perseroan. Nilai tersebut tidak berbeda jauh dari capex perseroan pada 2017 yang sebesar Rp552 miliar.
Direktur Tunas Ridean, Kent Teo mengungkapkan sebesar 80% dari belanja modal tersebut akan digunakan perseroan untuk meningkatkan portofolio fleet customer, sedangkan sisanya digunakan perseroan untuk membangun cabang penjualan baru.
“Kami akan gunakan sebagian ebsar capex untuk fleet management. Setiap 3—4 tahun, perusahaan memang harus memperbarui kontrak untuk bisnis rental. Sebagian akan extend, selebihnya aka nada penjajakan kontrak-kontrak baru,” ungkap Kent pada Bisnis.com, Kamis (19/4/2018).
Kent mengungkapkan belanja modal tahun ini akan berasal dari dua sumber yaitu pinjaman bank dan kas internal. Dari capex konsolidasi sebesar Rp554 miliar, sebesar Rp439 miliar akan digunakan untuk bisnis rental, dan 80% dari capex bisnis rental perseroan akan berasal dari pinjaman bank.
Adapun, sisanya sebesar 20% akan berasal dari kas internal perseroan. Untuk capex lini penjualan otomotif yaitu sebesar Rp115 miliar, seluruhnya akan berasal dari kas internal perseroan. Sebagai informasi, Tunas Ridean memiliki tiga lini bisnis utama yaitu penjualan kendaraan, rental kendaraan, dan pembiayaan kendaraan.
Emiten dengan kode saham TURI tersebut akan membangun dua outlet khusus penjualan Toyota yaitu di Bekasi dan Balaraja. Penjualan Toyota berkontribusi cukup besar terhadap pendapatan bisnis otomotif perseroan, mencapai lebih dari 50% per tahun.
Baca Juga
Dengan investasi tersebut, Direktur Utama Tunas Ridean, Rico Setiawan menargetkan pendapatan dna laba bersih perseroan pada tahun ini dapat meningkat pada kisaran 15%—20%. Menurutnya, meski kompetisi penjualan mengetat, penjualan produk baru akan meningkatkan margin perseroan pada 2018.
Rico menjelaskan industri diler pada tahun ini menilai kondisi penjualan akan lebih baik dibandingkan dengan 2017. Sejauh ini, Rico menyebut penjualan pada kuartal I/2018 meningkat cukup baik, sedangkan pemesanan kendaraan pada kuartal II masih ramai.
“Untuk kuartal II/2018 ini ami masih optimistis, apalagi ada event GIIAS. Untuk kuartal III dan kuartal IV kami masih menunggu Pilkada akan seperti apa. Bottomline kami harap bisa dua digit, mungkin belasan persen. Tahun ini kami dibantu produk baru, jadi tidak banyak produk yang harus didiskon,” ungkap Rico.
Pada kuartal II, penjualan perseroan diprediksi terkerek 5%—10%, karena dipengaruhi oleh musim puasa dan Lebaran. Tahun lalu, Tunas Ridean membukukan laba konsolidasi sebesar Rp475,25 miliar sepanjang tahun lalu atau turun 14% dibandingkan capaian perusahaan pada 2016 yang sebesar Rp552 miliar.
Kendati mencatatkan penurunan laba bersih, perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp12,9 triliun atau naik 4% (yoy) dari Rp12,4 triliun.
Adapun, pada 2017 laba Grup dari bisnis otomotif turun 33% menjadi Rp241,4 miliar, disebabkan oleh meningkatnya persaingan diskon yang berdampak pada marjin mobil. Penjualan mobil nasional sedikit mengalami koreksi menjadi 1.1 juta unit, namun penjualan mobil Grup naik 1% menjadi 51.504 unit.