Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pelayaran pengangkut komoditas PT Wintermar Offshore Marine Tbk. (WINS) menyebutkan utilisasi kapal perseroan sudah mencapai 70% pada kuartal I/2018, meningkat dari rata-rata 2017 sebesar 62%.
Direktur Utama Wintermar Offshore Marine Sugiman Layanto menyampaikan, pada kuartal I/2018, utilisasi 69 buah kapal perseroan sudah mencapai target full year sebesar 70%. Volume itu meningkat dari rata-rata 2017 sebesar 62%.
Peningkatan utilisasi kapal perseroan terjadi seiring dengan memanasnya harga minyak dan gas sehingga sejumlah perusahaan klien memacu proyek. Oleh karena itu, manajemen Wintermar berharap pendapatan pada 2018 dapat bertumbuh sehingga dapat membukukan laba bersih.
"Permasalahannya, ketika utilisasi naik, harga sewa kapal belum naik signifikan. Kan pendapatan kita berasal dari utlisasi dikali harga sewa. Jadi harapannya harga sewa ikut naik juga," tuturnya, Senin (16/4/2018).
Untuk memacu pendapatan, Wintermar memodifikasi sejumlah kapal menjadi kapal seismik. Di samping itu, perseroan gencar mencari peluang pasar dan kontrak baru.
Investor Relations Wintermar Offshore Marine Pek Swan Layanto mengungkapkan, sepanjang kuartal I/2018 utilisasi mencapai rata-rata 70% kendati berfluktuasi. Diharapkan persentase itu dapat stabil sampai akhir tahun.
Baca Juga
"Dengan begitu pendapatan kita bisa naik. Perusahaan juga bisa membukukan laba, berbalik dari rugi bersih [pada 2017]," ujarnya.
Pada 2017, rugi bersih WINS membengkak menjadi US$27,10 juta dari sebelumnya US$16,03 juta. Pendapatan perusahaan juga menurun menuju US$61,95 juta dari 2016 sebesar US$89,14 juta.
Total aset perseroan pada 2017 pun terkoreksi menjadi US$338,52 juta dari sebelumnya US$401,34 juta. Menurutnya, penurunan ini terjadi karena merosotnya harga kapal perseroan atau aset noncash.
Pada awal Februari 2018, WINS telah menerbitkan 200 juta saham baru tanpa hak memesan terlebih dahulu atau private placement. Dari aksi korporasi tersebut, perseroan mengantongi dana sebesar US$4,9juta.
Tujuan private placement adalah untuk menyediakan modal kerja dalam memfasilitasi biaya pra-operasi kapal untuk bekerja, memperkuat struktur modal, dan pembayaran utang.
Sesuai amanah RUPS tahun lalu, perusahaan bisa melaksanakan private placement lagi dengan menerbitkan saham baru sebanyak 200 juta lembar.