Bisnis.com, JAKARTA - PT Panin Sekuritas Tbk. akan fokus pada implementasi transaksi melalui online trading pada tahun ini sebagai upaya untuk memperluas cakupan pasar di Tanah Air.
Dikutip dari bahan paparan publik perseroan, Minggu (15/4/2018), ada dua upaya yang akan dilakukan emiten berkode saham PANS tersebut yakni membentuk divisi online trading support, dan meluncurkan POST Version 3 yang memiliki lebih banyak fitur dan kemudahan.
Perseroan juga akan meningkatkan nasabah ritel dan institusi, meningkatkan jumlah pelanggan baru melalui pendidikan, pemasaran, publikasi dan promosi, meningkatkan nilai transaksi dari pelanggan yang telah ada melalui peningkatan pelatihan, market update, dan promosi.
"Kami juga akan melakukan pembukaan kantor cabang di kota-kota besar di Indonesia dan melakukan competitive margin trading," tulis perseroan.
Saat ini, Panin Sekuritas memiliki 28 kantor cabang dan 4 galeri investasi.
Laba usaha PANS tahun lalu tergerus cukup dalam. Dari laporan keuangan konsolidasian yang dipublikasikan perseroan, laba tahun berjalan merosot 30,73% dari Rp259,5 miliar menjadi Rp179,75 miliar.
Baca Juga
Komisi dari transaksi perantara perdagangan efek turun sebesar 3,67% dari Rp67,48 miliar pada 2016 menjadi Rp65 miliar pada tahun lalu, dan pendapatan kegiatan manajer investasi turun sebesar 21,09% dari Rp292,25 miliar menjadi Rp230,61 miliar.
Pendapatan bunga dan dividen juga turun yakni sebesar 8,25% dari Rp98,15 miliar menjadi Rp90,05 miliar, keuntungan atas perdagangan efek yang telah direalisasi turun sebesar 9,65% dari Rp7,66 miliar menjadi Rp6,92 miliar, dan keuntungan atas perdagangan efek yang belum direalisasi turun 34,44% dari Rp81,99 miliar menjadi Rp53,74 miliar.
Satu-satunya sumber pendapatan yang mencatatkan kenaikan hanyalah pendapatan kegiatan penjamin emisi dan penjualan efek yang tahun lalu mencapai Rp2,61 miliar, naik sangat tajam dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp254,86 juta.
Secara total, pendapatan usaha emiten berkode PANS ini tercatat senilai Rp448,95 miliar. Angka tersebut turun sebesar 18,04% dibandingkan total pendapatan usaha pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp547,79 miliar.