Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (10/4/2018), di tengah penguatan bursa Asia.
IHSG menguat 0,62% atau 38,43 poin ke level 6.284,56 di akhir sesi I, setelah dibuka di wilayah negatif dengan turun tipis 0,03% atau 1,78 poin di level 6.244,35.
Sebanyak 215 saham menguat, 130 saham melemah, dan 230 saham stagnan dari 575 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Delapan dari sembilan indeks sektoral IHSG menetap di zona hijau dengan support utama sektor infrastruktur (+1,13%) dan tambang (+1,04%). Adapun sektor pertanian menetap di zona merah dengan pelemahan 1,48%.
Sementara itu, pada perdagangan Senin (9/4), IHSG berhasil membukukan rebound dengan penguatan 1,15% atau 71,08 poin dan berakhir di level 6.246,13.
Bersama IHSG, indeks saham lainnya di Asia Tenggara menguat siang ini, dengan indeks FTSE Straits Time Singapura (+0,27%), indeks FTSE Malay KLCI (+0,16%), indeks SE Thailand (+0,01%), dan indeks PSEi Filipina (+0,47%).
Di Jepang, indeks Nikkei 225 dan Topix masing-masing terpantau naik 0,51% dan 0,31%. Adapun, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,22% dan indeks Hang Seng Hong Kong menanjak 1,19%.
Dilansir Bloomberg, daya tarik terhadap aset berisiko menunjukkan tanda-tanda kebangkitan dalam pasar menyusul penyampaian pidato oleh Presiden China Xi Jinping yang mengisyaratkan nada perdamaian.
Bursa saham di Asia terangkat bersama US equity index futures. Di sisi lain, aset safe haven yang biasanya diuntungkan oleh pergolakan politik meluncur turun.
Berpidato dalam Boao Forum for Asia di selatan Provinsi Hainan pada hari ini waktu setempat, Presiden China Xi Jinping berjanji untuk membuka sektor-sektor ekonomi negeri Tirai Bambu lebih lanjut serta menurunkan tarif impor terhadap sejumlah produk termasuk mobil.
Xi juga mengemukakan dukungan terhadap perdagangan bebas dan dialog untuk menyelesaikan segala bentuk perselisihan.
“Pidato Xi memberi sinyal positif kepada pasar karena dukungannya untuk globalisasi serta kesediaan membuka pasar China. Investor sangat mencemaskan perselisihan perdagangan dan pidatonya memberi kelegaan,” ujar Linus Yip, seorang pakar strategi di First Shanghai Securities.