Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asia Respons Variatif Rencana Tarif Trump, IHSG Turun Tipis Pada Akhir Sesi I

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif dan menetap di zona merah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (6/4/2018), saat bursa saham di Asia bergerak variatif.
Karyawan dan pelaku usaha berada di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Karyawan dan pelaku usaha berada di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif dan menetap di zona merah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (6/4/2018), saat bursa saham di Asia bergerak variatif.

IHSG turun tipis 0,04% atau 2,42 poin ke level 6.180,81 di akhir sesi I, setelah dibuka di wilayah positif dengan kenaikan 0,03% atau 1,64 poin di level 6.184,87.

Adapun pada perdagangan Kamis (5/4), IHSG berhasil membukukan rebound dengan penguatan 0,42% atau 26,13 poin dan berakhir di level 6.183,23.

Sebanyak 147 saham menguat, 163 saham melemah, dan 262 saham stagnan dari 572 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Empat dari sembilan indeks sektoral IHSG menetap di zona merah dengan tekanan utama sektor finansial (-0,34%) dan aneka industri (-0,31%). Lima sektor lainnya menetap di zona hijau dipimpin sektor industri dasar yang menguat 0,57%.

Sementara itu, mayoritas indeks saham lainnya di Asia Tenggara bergerak variatif siang ini, dengan indeks FTSE Straits Time Singapura (+0,57%), indeks FTSE Malay KLCI (-0,13%), dan indeks PSEi Filipina (-0,09%).

Di Jepang, indeks Nikkei 225 dan Topix masing-masing terpantau naik 0,33%. Adapun, indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,63% dan indeks Hang Seng Hong Kong menanjak 1,20%.

Presiden AS Donald Trump telah memerintahkan US Trade Representative (USTR/Departemen Perdagangan AS) untuk mempertimbangkan tarif impor tambahan atas sejumlah produk China senilai US$100 miliar, pada Kamis (5/4/2018) waktu setempat.

Pasar saham, yang selama beberapa waktu terakhir terdampak volatilitas dari aksi balas retorika perdagangan antara dua negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia tersebut, tak urung bereaksi.

Kontrak berjangka pada indeks S&P 500 AS meluncur menyusul langkah terbaru itu. Padahal, Wall Street berhasil membukukan kenaikan di hari ketiga berturut-turut pada Kamis (5/4), dengan meredanya kekhawatiran investor atas konflik perdagangan antara AS dan China.

Di sisi lain, reaksi pasar ekuitas kawasan Asia cenderung lebih teredam sepanjang hari ini. Investor mengambil sikap menunggu dan melihat hasil nyata dari negosiasi antara AS dan China.

“Ini hanya sementara, ini adalah sikap dan tidak akan bertahan hingga akhir tahun,” kata Caleb Silsby, seorang manajer portofolio di Whittier Trust Co., kepada Bloomberg Television.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro