Bisnis.com, JAKARTA - Pasar saham Indonesia membutuhkan sentimen positif agar mampu kembali menanjak, setelah dalam satu setengah bulan terakhir terus tergerus karena sentimen negatif dari luar negeri.
Direktur Strategi Investasi dan Kepala Makroekonomi PT Bahana TCW Management Budi Hikmat mengatakan, saat ini market Indonesia cukup banyak terimbas dari sentiment global, lantaran sedikitnya sentimen domestik.
"IHSG secara teknikal memang sudah terkoreksi cukup dalam. Apakah ini opportunity? Indonesia membutuhkan sentimen domestik positif untuk bisa membangkitkan kembali keyakinan investor asing," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (4/4).
Beberapa stimulus positif yang dinantikan dan dapat menggairahkan pasar kembali di antaranya adalah data fiskal pada bulan Mei, baik penerimaan pajak dan pengeluaran pemerintah.
Hasil pelaporan pajak individu (SPT) pada Maret dan SPT Perusahaan pada April mendatang bisa memberi kepercayaan bagi para investor. Apalagi, penerimaan pajak dari Januari hingga Februari 2018 lalu tumbuh 13,48%.
"Data ini penting untuk menunjukkan bahwa Indonesia dapat membiayai percepatan infrastruktur secara lebih mandiri dan mengurangi penerbitan utang," ujarnya.
Baca Juga
Direktur Riset dan Kepala Investasi Alternatif PT Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo menambahkan, laporan keuangan emiten kuartal satu tahun ini juga bisa menjadi katalis positif bagi IHSG.
"Sebagian besar laporan keuangan perusahaan pada kuartal empat lalu masih sesuai dengan ekspektasi analis atau consensus. Maka itu, kami berharap hasil kinerja emiten kuartal satu juga akan tetap terjaga," katanya.
Beberapa sektor industri mencatat pertumbuhan kinerja yang sesuai dengan proyeksi analis. Misalnya, sektor pertambangan, terutama batubara dan sektor perbankan. Akan tetapi, sebagian sektor juga membukukan pertumbuhan di bawah target, seperti sektor telekomunikasi yang memiliki pertumbuhan margin melandai disebabkan kepemilikan telepon yang sudah optimum.
Sektor industri semen juga melambat karena menghadapi persaingan ketat dengan semen impor. Adapun, sektor consumer goods, terutama untuk makanan konsumsi belum begitu menunjukkan kinerja yang baik di kuartal satu.
Ke depan, Bahana TCW Investment Management melihat potensi koreksi terhadap IHSG sedikit membaik dibandingkan kuartal sebelumnya.
"Indeks mungkin masih sedikit terkoreksi, namun untuk beberapa saham sudah terlihat bahwa valuasinya sudah lebih murah. Portfolio manager sudah mulai menunggu untuk membeli kembali, seiring ekspektasi kinerja keuangan kuartal satu yang diharapkan sesuai dengan harapan."