Bisnis.com, JAKARTA – PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk. membukukan kenaikan laba bersih signifikan sepanjang tahun lalu. Pada 2017, laba bersih Bintraco Dharma mencapai Rp202 miliar atau meningkat 23% dari capaian pada tahun sebelumnya.
Berdasarkan keterangan perseroan, pertumbuhan laba bersih pada tahun lalu didorong oleh efisiensi operasional dan logistic perusahaan, terutama di segmen bisnis otomotif Bintraco Dharma. Selain itu, pertumbuhan di segmen bisnis pembiayaan pun tumbuh cukup baik.
Direktur Utama Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Sebastianus Harno Budi mengungkapkan pemulihan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang memberikan dampak positif pada kinerja perusahaan.
“Penyelesaian pproyek pemerintah khususnya pembangunan jalan Tol Trans Jawa telah mendorong pertumbuhan ekonomi.Dengan ini, segmen otomotif Bintraco dapat mencatat pertumbuhan penjualan ritel 4%, atau sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan pasar otomotif nasional,” ungkap Sebastianus, Selasa (27/3/2018).
Sebastianus menjelaskan penyelesaian Tol Trans Jawa di Jawa Tengah mampu mengerek kinerja perseroan karena provinsi itu merupakan area pemasaran utama segmen otomotif emiten dengan kode saham CARS tersebut.
Baca Juga
Apalagi, industri otomotif masih dibayangi perlemahan daya beli masyarakat dan persaingan ketat antarpemegang merek kendaraan roda 4.
Di Jawa Tengah, meski persaingan dengan perusahaan lain cukup ketat, Bintraco Dharma akhirnya mampu mempertahankan pangsa pasar mobil di Jateng dan Yogyakarta sebesar 32% dengan 22 jaringan diler resmi per akhir 2017.
Adapun, pada tahun lalu kontribusi bisnis pembiayaan Bintraco Dharma juga tumbuh signifian. Pada 2017, penyaluran pembiayaan meningkat 24% yang didukung pendanaan dari mitra strategis. Hingga akhir 2017, CARS memiliki 42 kantor cabang pembiayaan di seluruh Indonesia.
Hingga akhir tahun, perseroan telah menggunakan 33% dana hasil IPO yang ditempuh pada tahun lalu untuk menambah modal kerja segmen otomotif melalui PT New Ratna Motor, dan sekitar 33% lainnya untuk pembangunan diler otomootif di Purbalingga dan Demak. Sisanya, akan digunakan secara penuh pada tahun ini untuk pengembangan bisnis.
Salah satunya, yaitu perseroan akan mengembangkan aplikasi konsumen yang diyakini akan memperkuat kinerja pemasaran.
“Kami melihat kondisi pasar otomotif 2018 masih dibayangi pertumbuhan pasar yang relatif stagnan dan persaingan yang semakin ketat. Namun, peluang pengembangan bisnis masih terbuka khususnya terkait pesatnya penggunaan aplikasi digital dalam transaksi,” ungkap Sebastianus.