Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tambang batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) menargetkan volume penjualan batu bara pada 2018 meningkat menjadi 25 juta ton. Sejumlah 53% dari target tersebut sudah berhasil dipasarkan.
Direktur Utama Indo Tambangraya Megah Kirana Limpaphayom menyampaikan pada 2017 perusahaan merealisasikan penjualan batu bara sejumlah 23,1 juta ton. Volume itu menurun dari 2016 sebesar 26,70 juta ton.
Kendati demikian, rata-rata harga jual batu hitam perseroan pada 2017 meningkat menjadi US$73 per ton dari sebelumnya US$51 per ton.
"Kenaikan rata-rata harga batu bara disebabkan kenaikan permintaan secara global, sedangkan pasokan terbatas karena cuaca buruk menghambat produksi di negara-negara produsen," paparnya Jumat (23/3/2018).
Pada 2018, perusahaan menargetkan penjualan 25 juta ton. Sejumlah 53% dari target tahun ini sudah terjual.
Dari sisi produksi, ITMG menghasilkan batu bara 22,1 juta ton pada 2017, turun dari 2016 sejumlah 25,6 juta ton. Pada 2018, produksi batu bara ditargetkan mencapai 22,5 juta ton.
Berdasarkan laporan keuangan 2017, ITMG membukukan laba bersih senilai US$252,61 juta, melonjak 93,26% year on year (yoy) dari tahun sebelumnya sebesar US$130,71 juta.
Pendapatan bersih perusahaan mencapai US$1,69 miliar. Jumlah itu naik 23,36% (yoy) dari sebelumnya US$1,37 miliar.
Bila dikonversi ke rupiah, pendapatan perseroan pada tahun lalu mencapai Rp22,89 triliun dan 2016 sebesar Rp18,41 triliun. Pehitungan kurs pada 2017 ialah 1US$ = Rp13.548, sedangkan pada 2016 US$1 = Rp13.436.
Pendapatan dari segmen batu bara berkontribusi paling besar, yakni US$1,54 miliar. Nilai itu meningkat dari 2016 sebesar US$1,26 miliar.
Selanjutnya, pendapatan jasa menurun menjadi US$9,49 juta dari sebelumnya US$14,68 juta. Pada 2017 ITMG juga membukukan penjualan bahan bakar minyak senilai US$2,84 juta, di mana pada 2016 pendapatan segmen dari ini belum ada.