Bisnis.com, JAKARTA – Emiten aneka industri PT Pelat Timah Nusantara Tbk. membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar US$1,36 juta pada 2017 lalu, turun 46,8% dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya yang sebesar US$2,52 juta.
Laba bersih tahun berjalan emiten dengan ticker NIKL tersebut jeblok meski kinerja penjualan bersih cukup baik. Pada 2017, perseroan membukukan penjualan neto sebesar US$151,79 juta, atau naik 15,28% dibandingkan dengan 2016 yang sebesar US$131,66 juta.
Beberapa beban peruahaan pun tercatat mengalami kenaikan yang signifikan seperti beban biaya keuangan yang pada 2017 mencapai US$1,86 juta, melonjak 67,56% dibandingkan dengan 2016 yang sebesar US$1,11 juta.
Beban lain yang juga turut memukul laba NIKL yaitu dari selisih kurs yang pada 2016 perseroan masih mencatatkan laba sebesar US$418.593, tetapi berbaik minus US$121.510 pada 2017.
Kinerja saham NIKL pun tidak memuaskan. Sepanjang tahun berjalan, harga saham perseroan sudah turun 30,71%. Pada penutupan perdagangan sesi siang Rabu (7/3/2018), saham NIKL terpantau melemah 2% atau 70 poin ke level Rp3.430.