Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan bisnis emiten alat berat, PT Hexindo Adiperkasa Tbk. diperkirakan dapat terus terhambat jika perseroan tidak dapat meningkatkan stok dan unit alat berat untuk dapat menangkap peluang.
Perusahaan dengan merek alat berat Hitachi tersebut sempat berjaya pada 2016 lalu karena memiliki pangsa pasar terbesar kedua setelah Komatsu, di level 24%. Kendati demikian, hingga sembilan bulan pertama 2017, pangsa pasar Hitachi telah tergerus hingga ke level 18,9%.
Analis Mirae Asset Sekuritas Darmawan Halim mengungkapkan sejalan dengan pemulihan sektor komoditas termasuk pertambangan batu bara, permintaan alat berat juga telah meningkat. Kendati demikian, Darmawan memprediksi pertumbuhan volume alat berat Hexindo Perkasa melemah.
“Pada 2016, volume alat berat tumbuh 43,4% menjadi 1.566 unit. Namun pada 2017, pertumbuhannya diperkirakan hanya 8,6%. Hal tersebut diakibatkan kekurangan pasokan perseroan,: ungkap Darmawan, Sabtu (24/2/2018).
Darmawan mengungkapkan salah satu penyebab lemahnya stok alat berat emiten dengan kode saham HEXA tersebut adalah waktu tunggu yang relatif lama, yaitu 6 bulan untuk peralatan kecil, dan 12 bulan untuk peralatan besar.
Selama Januari—September 2017, pangsa pasar terbesar adalah Komatsu yang sebesar 28%. Industri ekskavator menjual 5.804 unit alat berat pada periode tersebut, atau naik 9,8% dari penjualan pad aperiode sama tahun sebelumnya.
Baca Juga
Sayangnya, meski naik hampir dua digit, Hitachi adalah satu-satunya merek di lima besar yang mengalami kontraksi volume penjualan yaitu sebesar 13,3%, dibandingkan dengan pertumbuhan volume 13,8 %, 9,1%, 19,1%, dan 217,4% YTD untuk Komatsu, Kobelco, Caterpillar, dan Volvo.