Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Industri China menyatakan segera memenuhi target untuk mengurangi kapasitas produksi baja 2 tahun lebih awal dari yang direncanakan.
Rencana semula, Pemerintah Xi Jinping akan menyerukan pengurangan sebanyak 150 juta ton kapasitas produksi baja pada 2020, atau dua tahun mendatang.
Namun, Kementerian Perindutsrian dan Teknologi Informasi menuturkan bahwa China akan menghadapi tekanan yang lebih besar dalam mengatasi kelebihan kapasitasnya karena harga yang kuat mengurangi kemauan produsen baja untuk mengurangi kapasitasnya.
Harga baja telah naik 38% pada 2017, membantu mendorong keuntungan pabrik baja pada 2017, naik 7 kali lipat dari tahun sebelumnya menjadi 177,3 miliar yuan (US$28,32 miliar). Namun, kondisi pasar yang membaik telah memikat beberapa pabrik untuk melanjutkan produksinya.
“Ketatnya pencegahan penambahan kapasitas baru akan menjadi kunci untuk berhasil mendorong reformasi sisi penawaran struktural pada industri baja di 2018,” kata pihak Kementerian, seperti dilansir Reuters, Kamis (8/2/2018).
Pemerintah China mulai melakukan pemeriksaan pada paruh pertama tahun ini untuk mencegah aktivitas melanjutkan produksi. Kementerian juga mendesak pemerintah daerah untuk melakukan penyelidikan dan melarang penambahan kapasitas baru dalam bentuk apapun.
Baca Juga
Pada bulan lalu, China mengeluarkan peraturan yang ketat untuk membangun kapasitas produksi baja baru dalam menggantikan fasilitas yang usang. Langkah tersebut menggarisbawahi tekad China untuk mengekang pertumbuhan di sektor baja.