Bisnis.com, JAKARTA – Output baja global pada 2018 diprediksi akan mengalami kenaikan kendati produksi China diproyeksikan tidak lebih tinggi dari tahun lalu.
MEPS International Ltd, perusahaan konsultasi terkemuka yang beroperasi di sektor baja di seluruh dunia tersebut memperkirakan pertumbuhan produksi baja China akan mengalami stagnan pada 2018 dengan perkiraan produksi baja mentah tahunan serupa dengan angka 2017.
Sementara output di seluruh dunia diperkirakan akan terus meningkat. “Produksi baja global melebihi 1,7 miliar pada 2018. Sementara pada 2017, produksi meningkat 5,3% secara year on year mencapai 1,69 miliar ton,” papar MEPS.
MEPS memproyeksikan, pada 2021 China diperkirakan akan menyumbang 48% output baja global - sedikit di bawah puncak 50%, yang tercatat pada tahun 2013.
Sementara India membangun ekspansinya sebagai negara produsen terbesar kedua di dunia, menggantikan Jepang. Posisi negara manufaktur baja keempat sampai kesembilan –Amerika Serikat, Rusia, Korea Selatan, Jerman, Turki, Brasil- diperkirakan tidak berubah.
Adapun keuntungan output di Iran mendorong negara tersebut menjadi negara produsen baja terbesar kesepuluh pada awal dekade berikutnya.