Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Renuka Coalindo (SQMI) Turun 92% Tahun Lalu

Emiten pertambangan metal dan mineral, PT Renuka Coalindo Tbk. mencatatkan penurunan penjualan pada 2017.
Tambang batu bara./Bloomberg-Luke Sharrett
Tambang batu bara./Bloomberg-Luke Sharrett

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pertambangan metal dan mineral, PT Renuka Coalindo Tbk. mencatatkan penurunan penjualan pada 2017.

Dalam laporan keuangan Desember 2017, nilai penjualan emiten bersandi saham SQMI mencapai US$246.858, atau turun hingga 92% dari posisi US$3,38 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Penurunan penjualan itu disebabkan karena SQMI tidak melakukan penjualan produksi kepada Renuka Energy Resource Holding (FZE). Sebagai informasi, pada Desember 2016, nilai penjualan hasil produksi kepada FZE mencapai US$2,46 juta.

Maka hingga Desember 2017, sumber pendapatan SQMI hanya berasal dari perdagangan kepada KSO Seluma Prima Coal dan Marlin Serantau Alam masing-masing senilai US$144.657 dan US$102.201. Pendapatan usaha dari dua KSO merupakan pendapatan komisi penjualan batu bara yang diterima SQMI.

Selain itu, komponen pendapatan lain Renuka Coalindo juga turun tajam. Sejak Maret 2016-Desember 2016, komponen paling besar pendapatan lain berasal dari laba pelepasan senilai US$1,41 juta. Namun, pada periode Maret 2017-Desember 2017, pendapatan dari laba pelepasan saham sudah tidak ada.

Hal itu membuat laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk per Desember 2017 hanya US$95.110, turun 87% dari posisi US$759.612 pada Desember 2016.

Untuk meningkatkan kinerja perseroan, maka Renuka Coalindo menargetkan bisa melakukan pengapalan ke pasar India pada kuartal I/2018, usai perseroan berganti jubah menjadi perusahaan pemasaran dan perdagangan batu bara.

Corporate Secretary Renuka Coalindo. Farah Rakhisah, sebelumnya, mengungkapkan perseroan telah memproses lisensi perdagangan yakni izin usaha pertambangan operasi produksi khusus (IUP OPK) pengangkutan dan penjualan. Namun, lanjutnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah mengubah peraturan seputar lisensi perdagangan sehingga perseroan saat ini tengah mengevaluasi persyaratan peraturan baru itu.

Farah menambahkan bahwa perseroan juga berencana untuk menghasilkan batubara yang berasal dari tambang di Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan dan Kalimantan dan menjual ke pelanggan di India. Pada tahun ini, SQMI juga akan memulai ekspor ke pasar India pada Januari-Februari 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper