Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar AS terpantau lanjut bergerak flat pada perdagangan pagi ini, Senin (5/2/2018), setelah berhasil membukukan penguatan pada sesi perdagangan sebelumnya ditopang data pekerjaan yang kuat di AS.
Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama turun tipis 0,06% atau 0,057 poin ke level 89,138 pada pukul 10.35 WIB.
Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan penguatan 0,152 poin atau 0,17% di level 89,347, setelah pada perdagangan Jumat (2/2) berakhir menguat 0,59% atau 0,524 poin di posisi 89,195.
Dilansir Reuters, laporan pekerjaan yang dirilis pada Jumat (2/2) mengangkat dolar AS yang sebelumnya tergelincir ke kisaran level terendahnya dalam tiga tahun akibat sejumlah faktor, termasuk kekhawatiran tentang proteksionisme perdagangan AS dan keuntungan imbal hasil yang menyempit.
Pasar pun bereaksi terhadap spekulasi tiga kali bahkan lebih banyak penaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS The Federal Reserve tahun ini. Namun penguatan greenback kemudian sedikit terkikis oleh pelemahan sejumlah indeks saham acuan di bursa Wall Street pada akhir perdagangan Jumat (2/2).
Kekhawatiran tentang dampak mengetatnya bursa kerja terhadap prospek inflasi berikut lonjakan imbal hasil obligasi, menyeret indeks Dow Jones Industrials Average anjlok hampir 666 poin pada akhir perdagangan Jumat (2/2/2018).
Baca Juga
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup anjlok 2,54% atau 665,75 poin di level 25.520,96, penurunan harian terbesar secara persentase dalam 20 bulan sekaligus penurunan harian terbesar secara poin sejak Desember 2008 pada masa krisis finansial.
Adapun indeks S&P 500 merosot 2,12% atau 59,85 poin di level 2.762,13 dan indeks Nasdaq Composite berakhir melemah 1,96% atau 144,92 poin di posisi 7.240,95.
Pergerakan harga saham turun cepat dalam semalam setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah pekerjaan tumbuh lebih besar dari yang diperkirakan pada Januari, dengan kenaikan terbesar untuk upah dalam lebih dari 8,5 tahun.
Gambaran pekerja yang mendorong kenaikan gaji tersebut memicu ekspektasi bahwa inflasi sedang meningkat. Ini dapat memacu The Federal Reserve untuk mengambil pendekatan yang lebih agresif dalam hal penaikan tingkat suku bunga tahun ini.
“Meskipun pelemahan pasar saham membebani dolar AS terhadap yen, arah mata uang tersebut (dolar AS) tampaknya telah berbalik pasca laporan pekerjaan AS,” ujar Yukio Ishizuki, senior currency strategist di Daiwa Securities, seperti dikutip dari Reuters.
Seiring pergerakan dolar AS, nilai tukar yen terpantau terapresiasi 0,21% atau 0,23 poin ke 109,93 per dolar AS, setelah pada perdagangan Jumat (2/2) berakhir melemah 0,69% atau 0,76 poin di posisi 110,16.
Posisi indeks dolar AS
5/2/2018 (Pk. 10.35 WIB) | 89,138 (-0,06%) |
2/2/2018 | 89,195 (+0,59%) |
1/2/2018 | 88,671 (-0,52%) |
31/1/2018 | 89,133 (-0,03%) |
30/1/2018 | 89,160 (-0,17%) |
Sumber: Bloomberg