Bisnis.com, JAKARTA – Dolar AS jatuh lagi karena mata uang euro menguat di tengah optimisme pertumbuhan ekonomi Eropa.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sekelompok mata uang utama naik sebentar setelah pengumuman The Fed. Namun, mengalami penurunan 0,62% ke level 88,583, mencapai titik terendah tiga tahun. Secara year to date (ytd), dolar AS melemah 3,70%.
Sementara itu euro naik 0,76% menjadi 1,2514 per dolar AS didukung oleh sebuah survei pada Kamis yang menunjukkan manufaktur zona euro sedang booming.
Sepanjang tahun berjalan, euro menguat 4,20% di tengah ekspektasi bahwa Bank Sentral Eropa/ European Central Bank (ECB) akan mulai menormalisasi kebijakan moneter di tahun ini.
Mazen Issa, senior FX strategist di TD Securities di New York mengatakan bahwa dolar AS sempat menguat setelah The Federal Reserve menyatakan inflasi yang diharapkan meningkat tahun ini membuat investor berekspektasi pada kenaikan suku bunga yang lebih banyak. Namun berbalik melemah kembali ketika mata uang euro menguat.
“Dari sudut pandang jangka pendek, sepertinya dolar kurang bergairah,” kata Issa, seperti dilansir Reuters.
“Kecuali ada berita signifikan yang menyarankan alasan untuk memulai membeli dolar. Saya pikir saat ini pasar senang membeli euro,” lanjutnya.
Saat ini, pelaku pasar tengah memperhatikan laporan pekerjaan pemerintah AS yang mencakup data Non Farm Payroll (NFP) dan rata—rata penghasilan per jam yang dirilis pada hari ini.