Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nusa Konstruksi (DGIK) Gandeng Macmahon Garap Tumpang Pitu

PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk. (DGIK) baru saja mendapat kontrak pembangunan konstruksi tambang emas dan tembaga di wilayah Tujuh Bukit atau Gunung Tumpang Pitu, Banyuwangi, Jawa Timur.
Dirut PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk. Djoko Eko Suprastowo (kedua kanan) berbincang dengan Direktur Ganda Kusuma (kiri), Direktur Budi Susilo Sadiman (kanan) dan Direktur (tidak Terafiliasi) Harru Soesilo Alim di sela-sela paparan publik, di Jakarta, Kamis (5/10)./JIBI-Abdullah Azzam
Dirut PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk. Djoko Eko Suprastowo (kedua kanan) berbincang dengan Direktur Ganda Kusuma (kiri), Direktur Budi Susilo Sadiman (kanan) dan Direktur (tidak Terafiliasi) Harru Soesilo Alim di sela-sela paparan publik, di Jakarta, Kamis (5/10)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk. (DGIK) baru saja mendapat kontrak pembangunan konstruksi tambang emas dan tembaga di wilayah Tujuh Bukit atau Gunung Tumpang Pitu, Banyuwangi, Jawa Timur.

Perusahaan patungan (joint venture/JV) PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk. dengan perusahaan asal Australia, Macmahon Holdings Limited dipercaya untuk mengerjakan konstruksi di salah satu proyek tambang terbesar di Indonesia itu.

“Kami gembira telah dipercaya menangani proyek tambang Tujuh Bukit dan bisa bekerjasama dengan Macmahon. Konstruksi awal tambang bawah tanah ini akan segera dimulai,” kata Sekretaris Perusahaan PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk. Djohan Halim, dalam keterangan resminya, Senin (13/11/2017).

Djohan mengungkapkan kerjasama dengan Macmahon, emiten kontruksi ternama di Australia, merupakan langkah strategis yang dilakukan NKE untuk semakin memperkuat kemampuan dan daya saing perseroan di industri konstruksi nasional, khususnya pertambangan.

Menurutnya, NKE bersama Macmahon juga telah mengerjakan konstruksi tambang emas di Martabe, Sumatra Utara. Dari dua proyek kontruksi tambang emas ini, perusahaan patungan ini mengantongi nilai kontrak mencapai US$190 juta.

“Masuknya NKE dalam proyek konstruksi tambang akan melengkapi portofolio perseroan. Dengan kemampuan yang terus meningkat, kami optimis dapat menjangkau pasar-pasar baru di sektor kontruksi nasional,” ujarnya.

Dia menambahkan selama lebih dari 30 tahun menjalani bisnis konstruksi, skema kerjasama JV ataupun Joint Operation merupakan salah satu strategi yang dikembangkan perseroan untuk meningkatkan value dan kontribusi perseroan kepada parastakeholders-nya.

Selain dengan Macmahon, saat ini NKE juga menjalin aliansi bisnis dengan perusahaan-perusahaan global untuk menggarap proyek-proyek konstruksi di berbagai wilayah di Indonesia. Di Jawa Tengah, NKE bersama TOA Corporation membentuk Joint Operation (JO) dan bertindak sebagai kontraktor pembangunan PLTU Batang berkapasitas 2 x 1000 megawatt. Sampai akhir Oktober 2017, konstruksi pembangkit listrik terbesar di Indonesia ini mencapai 30%.

Djohan mengungkapkan perseroan juga menjalin kerjasama dengan Hyundai Engineering & Construction Co menggarap sejumlah apartemen, hotel dan perkantoran. Saat ini yang sedang dalam proses konstruksi adalah pembangunan GCNM Apartemen dan proyek gedung The Element di Jakarta. Kerja sama strategis juga dilakukan NKE dalam membangun Gedung Sudirman 7.8 di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.

Pada proyek ini NKE menggandeng China Strait Construction and Development Co., Ltd. Kontruksi proyek ini sudah mencapai 67%. NKE juga bekerjasama dengan CNQC dari Korea Selatan untuk membangun apartemen Chadstone di Cikarang.

“Kerjasama bisnis dengan perusahaan global ini sangat positif bagi Perseroan. Apalagi kami juga bisa memprioritaskan penggunaan tenaga kerja lokal dalam setiap proyek yang dikerjakan. Sebagai perusahaan nasional kami senang bisa turut mendorong ekonomi bangsa,” katanya.

Pada pertengahan Oktober, perusahaan patungan antara PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk. dan Macmahon Holdings Limited bakal mengerjakan fase awal proyek tambang tembaga bawah tanah milik PT Merdeka Copper Gold Tbk. dengan perkiraan nilai kontrak sebesar US$9 juta.

General Manager Investor Relations and Communication Macmahon Holdings Limited Christian Sealey mengungkapkan bahwa perusahaan patungan (joint venture) antara Macmahon dengan PT Nusa Konstruksi Enjinering Tbk. telah ditunjuk untuk melakukan jasa awal penambangan bawah tanah di proyek prophyry Tujuh Bukit, Banyuwangi Jawa Timur.

Prophyry merupakan mineral yang terjadi akibat suatu intrusi yang bersifat intermedier-asam, yang kemudian terjadi kontak dengan batuan samping yang mengakibatkan terjadinya mineralisasi. Produk utama dari prophyry biasanya adalah tembaga (Cu) dan emas (Au).

Sealey mengungkapkan jasa awal tersebut seperti pengembangan terowongan penurunan untuk akses utama ke deposit bawah tanah. Dia mengungkapkan para pihak saat ini dalam diskusi mengenai kontrak jasa penambangan yang diharapkan memiliki nilai sekitar US$9 juta.

“Macmahon akan memberikan update lebih jauh ke pasar pada waktunya,” tulisnya dalam keterangan resmi (18/10/2017).

Macmahon Holdings Limited merupakan emiten yang terdaftar di Bursa Australia dengan kode saham MAH. Anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) yakni PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) resmi menjadi pemegang saham mayoritas di Macmahon Holdings Limited dengan kepemilikan 44,3%.

AMNT memiliki saham itu melalui Amman Mineral Contractors Pte. Ltd. (AMC), perusahaan yang berbasis di Singapura, dengan kepemilikan sebanyak 65%, sedangkan 35% sisanya dimiliki oleh PT AP Investment.

Di sisi lain, dalam bahan paparan publik PT Nusa Konstruksi Enjinering Tbk., emiten berkode saham DGIK itu menunjukkan perseroan memiliki perusahaan patungan di sektor pertambangan dengan nama PT Macmahon Mining Service. Dalam perusahaan tersebut, porsi DGIK dan Macmahon masing-masing 50%.

Adapun, PT Macmahon Mining Service selama ini menggarap tambang emas Martabe di Sumatra Utara. Tambang itu dimiliki oleh PT Agincourt Resources. Dalam keterangan di situs Agincourt menunjukkan pemegang saham utama PT Agincourt Resources adalah EMR Capital (61.4%), Farallon Capital (20.6%), Martua Sitorus (11%) serta Robert Hartono Michael Bambang Hartono (7%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper