Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Emiten Positif, Indeks Nikkei Sentuh Level Tertinggi Sejak 1992

Indeks Nikkei 225 ditutup melonjak 1,73% atau 389,25 poin ke level 22.937,60, level penutupan tertinggi sejak Januari 1992. Adapun indeks Topix ditutup naik 1,15% atau 20,63 poin ke level 1.813,29, tertinggi sejak Februari 2007.
Bursa Jepang./Ilustrasi-Bloomberg
Bursa Jepang./Ilustrasi-Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Nikkei 225 pada bursa saham Jepang ditutup pada level tertinggi sejak 1992 pada perdagangan hari ini, Selasa (7/11/2017), didukung oleh kinerja emiten dan pelemahan yen terhadap dolar AS.

Indeks Nikkei 225 ditutup melonjak 1,73% atau 389,25 poin ke level 22.937,60, level penutupan tertinggi sejak Januari 1992. Adapun indeks Topix ditutup naik 1,15% atau 20,63 poin ke level 1.813,29, tertinggi sejak Februari 2007.

Dilansir Bloomberg, produsen elektronik dan mesin menjadi kontributor terbesar terhadap penguatan indeks setelah yen melemah untuk pertama kalinya dalam empat hari terhadap dolar AS.

Nilai tukar yen terpantau melemah 0,38% atau 0,43 poin ke posisi 114,14 per dolar AS pada pukul 14.07 WIB, setelah pada Senin (6/11) berakhir menguat 0,31% di posisi 113,71.

Saham yang terkait dengan minyak, termasuk Japan Petroleum Exploration Co. dan Inpex Corp., naik paling tinggi di antara saham pada sektor energi setelah tindakan keras terhadap korupsi di Arab Saudi membuat minyak melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun terakhir.

Dari lebih 1.100 perusahaan yang termasuk dalam indes Topix yang telah merilis laporan keuangan kuartal ketiga, 63% di antaranya membukukan pertumbuhan laba per saham year-on-year rata-rata 16%.

"Alasan terbesar di balik reli saham Jepang adalah kinerja yang kuat," kata Naoki Fujiwara, kepala manajer investasi Shinkin Asset Management Co, seperti dikutip Bloomberg.

"Tidak ada yang membayangi ekonomi global, dan lebih banyak investor melihat bahwa kinerja yang baik akan berlanjut pada kuartal mendatang," lanjutnya.

Indeks Topix dan Nikkei 225 telah menguat sekitar 20% sepanjang tahun ini, didorong oleh prospek pendapatan perusahaan yang lebih tinggi dan kontinuitas kebijakan ekonomi Perdana Menteri Shinzo Abe setelah kemenangan telak dalam pemilihan bulan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper