Bisnis.com, JAKARTA - Pasar sepertinya masih bertanya-tanya bagaimana kinerja Indosat (ISAT) setelah Alexander Rusli memutuskan tidak memperpanjang jabatannya di operator jaringan seluler tersebut.
Menurut Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Giovanni Dustin, kepergian Alexander Rusli dari ISAT diperkirakan tidak akan banyak berpengaruh terhadap strategi perusahaan.
ISAT akan mengadakan RUPSLB pada 14 November untuk menunjuk CEO/direktur utama baru. Untuk masa transisi, ISAT menunjuk Joy Wahjudi sebagai CEO/direktur utama interim.
"Sesuai dengan percakapan terakhir kami dengan ISAT, saat ini tidak ada daftar kandidat yang pasti untuk posisi tersebut. Namun demikian, cerita yang beredar di media telah mengidentifikasi beberapa nama calon kandidat," jelasnya dalam riset yang diterima Bisnis.com, Rabu (4/10).
Giovanni menjelaskan, terlepas dari ketidakpastian saat ini seputar manajemen ISAT, pihaknya meyakini tidak akan ada perubahan strategi yang drastis dan mendadak.
"Dengan demikian, kami berharap Pak Wahjudi akan menjaga stabilitas sampai RUPSLB. Kami reiterate rating buy untuk saham ISAT dengan target harga 8.100."
Risiko utama untuk call kita meliputi 1) persaingan yang lebih kuat dari perkiraan, yang dapat menyebabkan perang harga yang mengganggu, 2) perubahan peraturan yang mendadak dan drastis, dan 3) monetisasi data yang lebih lambat dari perkiraan.