Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ukir Prestasi Jelang Akhir Pekan

Penguatan nilai tukar rupiah berlanjut pada akhir perdagangan Jumat (8/9/2017), dengan mencatatkan level terkuat sejak November 2016. Ini merupakan penguatan hari keempat berturut-turut.
Petugas memindahkan uang di cash center'Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (15/5)./Antara-Akbar Nugroho Gumay
Petugas memindahkan uang di cash center'Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (15/5)./Antara-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA — Penguatan nilai tukar rupiah berlanjut pada akhir perdagangan Jumat (8/9/2017), dengan mencatatkan level terkuat sejak November 2016. Ini merupakan penguatan hari keempat berturut-turut.

Rupiah ditutup menguat 0,92% atau 122 poin di Rp13.185 per dolar AS, setelah dibuka dengan apresiasi 0,11% atau 14 poin di Rp13.293.

Performa rupiah di akhir perdagangan hari ini adalah yang terkuat sejak 10 November 2016 ketika mencapai level 13.138.

Adapun pada perdagangan Kamis (7/9), rupiah berakhir menguat 0,20% atau 26 poin di posisi 13.307 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.174 – Rp13.297 per dolar AS.

Tak hanya mencatatkan level terkuatnya, rupiah juga mampu memimpin penguatan mata uang di Asia terhadap dolar AS.

Posisi rupiah diikuti yen Jepang (0,7%), renminbi China (0,46%), dan ringgit Malaysia yang menguat 0,32% pada pukul 16.52 WIB.  

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau melemah 0,50% atau 0,462 poin ke 91,201 pada pukul 16.45 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka turun 0,20% atau 0,182 poin di level 91,481, setelah pada perdagangan Kamis berakhir melemah 0,68% di posisi 91,663.

Dolar makin merosot setelah Gubernur European Central Bank Mario Draghi mengisyaratkan bahwa bank sentral Eropa tersebut dapat memulai pengurangan program stimulus besar-besarannya musim gugur ini.

Menurut Draghi, ECB harus memperhitungkan pelemahan inflasi karena penguatan euro seiring upaya untuk menghentikan program stimulusnya.

Dalam pertemuan yang berakhir Kamis (7/9) waktu setempat, ECB mempertahankan suku bunganya di level terendah serta memastikan bahwa pembelian aset akan berlanjut setidaknya sampai Desember.

Selain langkah ECB, dolar terbebani laporan Departemen Tenaga Kerja AS tentang lonjakan jumlah klaim tunjangan pengangguran warga AS ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun, pada pekan lalu. Lonjakan klaim terjadi di tengah kenaikan angka pengajuan di wilayah Texas yang terdampak badai Harvey.

Pergerakan badai Irma saat ini turut berdampak negatif terhadap aset berisiko. Irma dikabarkan menyusuri Florida menjelang akhir pekan ini setelah memukul Karibia.

Tak hanya itu, dolar terdampak tumbuhnya ketidaknyamanan para pedagang dengan prospek kebijakan fiskal AS ketika perpanjangan plafon utang AS selama tiga bulan yang telah disetujui Presiden Donald Trump akan berakhir.

“Risiko untuk dolar masih ada. Isu saat ini masih belum terselesaikan,” kata Kathy Lien, managing director BK Asset Management di New York, seperti dikutip dari Reuters.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper