Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah IPO, Wika Gedung Targetkan Pertumbuhan Lebih Dari 30%

PT Wika Gedung menargetkan pertumbuhan pendapatan tahunan dapat menembus lebih dari 30% setelah perseroan menggelar penawara umum perdana saham atau initial public offering hingga Rp3 triliun pada kuartal terakhir tahun ini.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—PT Wika Gedung menargetkan pertumbuhan pendapatan tahunan dapat menembus lebih dari 30% setelah perseroan menggelar penawara umum perdana saham atau initial public offering hingga Rp3 triliun pada kuartal terakhir tahun ini.

Nur Al Fata, Direktur HCM dan Pengembangan Investasi, mengatakan bahwa perkembangan perseroan setelah menggelar IPO akan semakin signifikan.

Dirinya mengungkapkan, rencana IPO akan digelar antara Oktober hingga November tahun ini dengan target perolehan dana antara Rp2 triliun hingga Rp3 triliun.

Bila berjalan lancar, nilai ekuitas perseroan yang semula senilai Rp645 miliar pada akhir tahun 2016 akan bertambah maksimal menjadi Rp3,6 triliun. Pasalnya, perseroan akan menggunakan seluruh dana tersebut sebagai modal kerja, bukan untuk membayar utang.

Adapun, total aset perseroan hingga akhir tahun 2016 adalah senilai Rp2,03 triliun, dengan Rp1,39 triliun di antaranya merupakan liabilitas.

Nur mengungkapkan, sejak 2010 hingga 2016, perseroan mencatatkan laju pertumbuhan majemuk tahunan atau compound annual growth rate (CAGR) sebesar 28%. Bila pada 2010 pendapatan perseroan hanya Rp446 miliar, pada 2016 sudah mencapai Rp1,93 triliun.

Sementara itu, dari sisi laba bersih, CAGR perseroan untuk periode yang sama tumbuh 35% dari Rp26 miliar pada 2010 menjadi Rp143 miliar pada akhir tahun lalu.

Dirinya optimistis, dengan adanya penguatan modal setelah IPO, perseroan dapat mendorong kinerjanya lebih tinggi dibandingkan yang sudah dibukukan selama ini.

“Pertumbuhan bisa lebih tinggi [dari 30% capaian selama ini], karena pertumbuhan kita didorong dari dua sektor, yaitu konstruksi dan investasi. Kalau investasi, kita pun masuk di konstruksinya,” ungkapnya saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia, Kamis (3/8/2017).

Dengan adanya tambahan modal, perseroan juga membiliki ruang lebih luas untuk meningkatkan utang. Selepasa IPO, perseroan berencana menggelar aksi korporasi lanjutan untuk mencari pinjaman jangka panjang, seperti melalui penerbitan obligasi, untuk mendukung rencana investasi.

Pada 2008, Wika Gedung dipisahkan dari induk usahanya yakni PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. atau WIKA untuk secara khusus menggarap pasar swasta. Pasar pemerintah dan BUMN diputuskan untuk dilaksanakan oleh Departemen Bangunan Gedung (DBG) yang masih terintegrasi dengan WIKA.

Namun, dalam rangka IPO tahun ini, DBG dilepas dari WIKA dan digabungkan dengan Wika Gedung untuk memperbesar skala usaha Wika Gedung. Proyek-proyek perseroan sejauh ini mencakup apartemen, bandara, hotel, menara perkantoran, mall, fasilitas pendidikan, fasilitas olah raga dan rumah sakit.

Setelah IPO, rencana transformasi perseroan selanjutnya adalah menjadi perusahaan space provider kelas dunia pada 2021 mendatang. Perseroan juga berencana memantapkan skema investasi seperti build, operate, and transfer (BOT) dan mengincar lebih banyak proyek pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper