Bisnis.com, JAKARTA— PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) berencana menerbitkan surat utang baru berdenominasi dolar AS dengan nilai sebanyak-banyaknya US$150 juta melalui anak usaha perseroan, yakni Golden Legacy Pte. Ltd.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dipublikasikan Senin (20/3/2017) dikemukakan bahwa rencana penerbitan surat utang tersebut melibatkan sejumlah pihak. Selain perseroan, ada Golden Legacy Pte. Ltd. (selaku penerbit) yang merupakan akan perusahaan yang sepenuhnya dimiliki perseroan.
Kemudian, adaGolden Mountain Textile and Trading Pte. Ltd yang juga anak usaha perseroan dan PT Sinar Pantja Djaja (SPD) yang juga anak usaha perseroan.
Adapun perincian transaksi tersebut adalah perseroan bermaksud untuk menerbitkan surat utang baru dengan jumlah sebanyak-banyaknya US$150 juta, yang dijamin oleh perseroan dan SPD, melalui Golden Legacy.
Surat utang akan ditawarkan kepada investor di luar wilayah Indonesia. Setelah surat utang diterbitkan dan ditawarkan, surat utang akan didaftarkan dan dikutip dalam daftar resmi SGX-ST mengingat penerbit didirikan berdasarkan hukum Singapura.
Penerbit berencana menggunakan dana bersih hasil dari penawaran surat utang untuk melunasi surat utang senior yang telah diterbitkan penerbit dengan bunga 9% dan jatuh tempo pada 2019 yang ada saat ini.
Penerbit akan menyalurkan sisa dana bersih kepada Golden Mountain, melalui pemesanan saham tambahan di dalam struktur modal Golden Mountain dan/atau memberikan suatu pinjaman pemegang asaham kepada Golden Mountain, dengan dana yang berasal dari penerbitan surat utang yang telah digunakan untuk pelunasan surat utang 2019 yang ditetapkan sebagai kontribusi dan/atau pinjaman kepada Golden Mountain.
Kemudian, Golden Mountain akan meminjamkan dana tersebut (termasuk jumlah yang ditetapkan sebagai kontribusi dan/atau pinjaman dari penerbit kepada Golden Mountain) kepada perseroan berdasarkan suatu pinjaman antar perusahaan.
Sekretaris Perusahaan Sritex Welly Salim mengatakan pembayaran pokok atas pinjaman-pinjaman perseroan akan membuat likuiditas perseroan menjadi lebih fleksibel mengingat surat utang tidak memiliki amortasi atas pinjaman serta memiliki suku bunga yang tetap, lebih rendah dan syarat kredit lebih baik.