Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pefindo Pertahankan Rating Obligasi Telkom idAAA

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menmpertahankan peringkat idAAA terhadap Obligasi II PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. seri B 2010 dan Obligasi Berkelanjutan Telkom tahap I/2015.
obligasi
obligasi
Bisnis.com, JAKARTA--PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menmpertahankan peringkat idAAA terhadap Obligasi II PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. seri B 2010 dan Obligasi Berkelanjutan Telkom tahap I/2015. 
 
Andi Setiawan, VP Investor Relations Telekomunikasi Indonesia menuturkan rating terhadap dua surat utang tersebut dipertahankan pada peringkat idAAA untuk periode 9 Maret 2017-1 Maret 2018. Lebih rinci, Obligasi II PT Telkom seri B 2010 diterbitkan senilai Rp1,99 triliun dan Obligasi Berkelanjutan Telkom tahap I/2015 senilai Rp12 triliun.
 
Analis Pefindo Niken Indriarsih dan Martin Pandiangan menuturkan outlook perusahaan tetap stabil. Emiten berkode saham TLKM itu dinilai memiliki kapasitas untuk memenuhi kewajiban jangka panjang. 
 
"Rating itu merefleksikan posisi bisnis yang superior dengan jaringan yang luas dan terdiversifikasi, margin keuntungan yang kuat, dan arus kas yang sangat kuat ditopang struktur modal yang konservatif," tulisnya dalam keterangan resmi, Senin (13/3). 
 
Peringkat tersebut, lanjutnya, dibatasi oleh kompetisi yang ketat di industri telekomunikasi. Namun, posisi bisnis TLKM tetap superior dalam jangka pendek dan menengah seiring jaringan dan infrastruktur yang kokoh. 
 
Peringkat tersebut dapat diturunkan apabila kompetisi semakin ketat dan investasi di masa depat mempengaruhi profil bisnis dan keuangan TLKM. 
 
Sebagai operator telekomunikasi terbesar di Indonesia, TLKM melayani 173,9 juta pengguna telepon selular dan 64,4 juta pengguna broadband pada 2016. 
 
Sepanjang tahun lalu, TLKM mengantongi pemasukan sebesar Rp116,33 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari segmen data, internet, dan jasa teknologi informatika sejumlah Rp58,97 triliun atau 50,69% terhadap total pendapatan.
 
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turut mengalami peningkatan 24,94% yoy menjadi Rp19,35 triliun dari Rp15,48 triliun pada 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper