Bisnis.com, JAKARTA - Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi rupiah bergerak melemah pada perdagangan Rabu (1/3/2017) seiring sentimen negatif dari AS dan sejumlah data ekonomi Indonesia.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan di saat investor menunggu pidato Trump di depan Kongres AS (Pukul 9:00 WIB), spekulasi kenaikan fed fund rate (FFR) target pada FOMC meeting pada pertengahan Maret 2017 mendatang justru naik merespon komentar hawkish beberapa pejabat the Fed. Adapun, peluang kenaikan meningkat ke 70% dari 50% menurut Bloomberg.
Sementara itu, indeks dolar yang sempat melemah di pembukaan, mulai kembali kuat berbarengan dengan kenaikan US Treasury yield. "Penguatan dolar bisa semakin intensif jika pidato Trump menekankan pada belanja infrastruktur yang besar serta pemangkasan tingkat pajak yang agresif," katanya dalam riset.
Adapun, rupiah sempat tertekan meski akhirnya berhasil ditutup stabil di perdagangan Selasa sore. Namun demikian, alasan pelemahan rupiah lebih dalam bertambah, melihat kembalinya penguatan dolar dan inflasi Febryari 2017 yang diperkirakan naik.
"Rilis pada pukul 11:00 WIB memperkirakan inflasi ke 3,95% YoY. Pagi ini, indeks manufaktur Indonesia Februari 2017 yang kembali turun di bawah 50, menambah sentimen negatif, "tambahnya.