Bisnis.com, JAKARTA— MNC Securities memprediksi harga surat utang negara (SUN) pada perdagangan Rabu (16/11/2016) berpeluang mengalami kenaikan di tengah meredanya tekanan jual di pasar surat utang global.
Berdasarkan data Bloomberg harga SUN FR56 bergerak menguat 0,18% ke level 103,77 pada pukul 09.24 WIB setelah dibuka melemah 0,01% pagi ini. Yield 7,814 melemah 0,36%.
Analis fixed income MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan investor global saat ini mencoba mencari kesetimbangan baru di pasar surat utang, saham dan komoditas merespon hasil dari pelaksanaan pemilihan umum Presiden Amerika Serikat.
“Meredanya tekanan jual di pasar surat utang global perkirakan juga akan berdampak positif pada perdagangan SUNa pada perdagangan hari ini baik dengan denominasi rupiah maupun dolar Amerika,” katanya dalam riset.
Sementara itu secara teknikal, harga SUN secara keseluruhan masih berada pada tren penurunan dengan rata - rata berada pada area jenuh jual (oversold). Hal tersebut mengindikasikan bahwa dalam jangka pendek harga Surat Utang Negara masih berpeluang untuk mengalami koreksi namun cukup menarik untuk kembali diakumulasi.
Dengan pertimbangan dari beberapa faktor tersebut, maka investor disarankan melakukan beli secara bertahap pada SUN dengan tenor panjang yang menawarkan tingkat imbal hasil yang cukup menarik di tengah penurunan suku bunga deposito perbankan bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang seperti Dana Pensiun maupun Asuransi Jiwa.
Tigkat imbal hasil yang cukup tinggi dapat dijadikan momentum untuk memenuhi kewajiban penempatan dana investasi di surat berharga negara (SBN) bagi Industri Keuangan Non Bank (IKNB). Adapun bagi investor dengan horizon investasi jangka pendek, investor disarankan strategi trading di tengah kondisi pasar surat utang global yang masih bergerak berfluktuasi.
Sementara itu, setelah mengalami tekanan jual dalam beberapa hari terakhir pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat, harga surat utang global relatif stabil dengan menunjukkan kenaikan sehingga mendorong penurunan tingkat imbal hasilnya. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 2,224% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,262% di tengah investor yang juga masih menantikan kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah Amerika dibawah pimpinan Donald Trump.
Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga terlihat mengalami penurunan, masing - masing di level 0,306% dan 1,376%. Koreksi harga yang terjadi pada surat utang global dalam beberapa hari terakhir turut mendorong kenaikan imbal hasil surat utang Jepang hingga masuk ke teritori positif meskipun pada perdagangan hari ini kembali dibuka pada teritori negatif.
Baca juga: OBLIGASI GLOBAL: Pasar Mulai Tenang, Yield Treasury AS Terpelanting