Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kosmetik PT Mandom Indonesia Tbk. membukukan penjualan bersih sebesar Rp1,9 triliun sepanjang Januari-September 2016. Capaian tersebut meningkat 15,08% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Presiden Direktur Mandom Indonesia Muhammad Makmun Arsyad menuturkan penjualan bersih ditopang oleh pertumbuhan penjualan domestik sebesar 22% year-on-year dari Rp1,18 triliun menjadi Rp1,44 triliun. Di sisi lain, penjualan ekspor terkoreksi 1,2% yoy dari Rp494,14 miliar menjadi Rp488,09 miliar.
"Tahun ini Mandom lndonesia menargetkan pertumbuhan penjualan double digit. Untuk mencapai target tersebut perseroan akan terus memperkuat penjualan produk fast moving dan memperluas jangkauan distribusi produk, terutama di kawasan lndonesia Timur," tuturnya dalam keterangan resmi, Kamis (27/10).
Hingga kuartal III/2016, produk perawatan rambut mencatatkan pertumbuhan penjualan paling tinggi. Sepanjang Januari-September 2016, penjualan produk perawatan rambut mencapai Rp803,09 miliar atau naik 27,2% yoy.
Pertumbuhan itu, lanjutnya, didorong oleh penjualan produk hairstyling merek Gatsby. Emiten berkode saham TCID ini juga meluncurkan beberapa produk perawatan rambut baru sepanjang tahun ini. Salah satunya, Gatsby Styling Pomade.
Adapun pertumbuhan penjualan produk skin care & make up tercatat sebesar 6,6% dari Rp584,63 miliar menjadi Rp623,22 miliar, sedangkan penjualan produk wewangian tumbuh 11,6% dari Rp412,03 miliar menjadi Rp459,9 miliar.
Di sisi lain, penurunan ekspor sebesar 1,2% disebabkan oleh belum stabilnya kondisi ekonomi dan politik di beberapa negara tujuan ekspor. Pangsa pasar ekspor terbesar TCID adalah Uni Emirat Arab dengan porsi sekitar 10%-11% dari total ekspor. Selain UEA, produk Mandom Indonesia juga dipasarkan ke Jepang, Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, Korea Selatan, China, Taiwan, dan India.
Dari capaian penjualan tersebut, TCID mengantongi laba usaha Rp202,9 miliar atau tumbuh 63,4% yoy. Namun, laba bersih emiten kosmetik ini melorot 68,3%, dari Rp455,1 miliar menjadi Rp144,3 miliar.
"Penurunan laba bersih sebesar 68,3% terjadi karena pada tahun lalu Mandom lndonesia mendapatkan laba dari hasil penjualan tanah dan bangunan kantor dan pabrik di Sunter, Jakarta Utara," kata Makmun.