Bisnis.com, HONG KONG – Indeks saham pasar negara-negara berkembang dilaporkan tergelincir dari level tertingginya dalam dua pekan pada perdagangan hari ini (Selasa, 25/10/2016), seiring meningkatnya spekulasi kenaikan suku bunga AS tahun ini yang dapat membatasi permintaan untuk aset berimbal hasil lebih tinggi.
Indeks saham MSCI Emerging Markets turun 0,1% ke 917,52 pada pukul 11.45 pagi waktu Hong Kong (10.45 WIB), tertekan oleh pelemahan delapan dari 11 kelompok industri.
Indeks Kospi Korea Selatan mengalami penurunan terdalam di Asia akibat kekhawatiran pihak otoritas China mencoba membatasi arus masuk pengunjung ke semenanjung negara tersebut.
Sementara itu, penguatan pada manufaktur AS serta komentar Presiden The Fed wilayah Chicago, Charles Evans, yang menginginkan adanya pengetatan kebijakan telah mendorong prediksi kenaikan suku bunga The Fed (Fed Funds Rate/FFR) pada Desember menjadi 71%.
“Beberapa investor mungkin beraksi negatif terhadap meningkatnya kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed tahun ini. [Namun] saya masih melihat sentimen secara keseluruhan positif terhadap aset negara berkembang karena laju kenaikan suku bunga AS di masa mendatang tidak akan agresif,” ujar Indra Mawira, Manajer investasi Panin Asset Management, seperti dilansir Bloomberg hari ini.