Bisnis.com, SURABAYA - PT Maybank Kim Eng Securities (MKES) membuka kantor cabang kedua di Surabaya sejalan dengan upaya untuk memperluas investor atau nasabah di Jawa Timur yang diharapkan kontribusinya tumbuh menjadi 20%.
CEO Maybank Kim Eng Securities , Wilianto Ie mengatakan saat ini kontribusi investor di Surabaya Jawa Timur masih sekitar 17% dari total investor Maybank Kim Eng Securities secara nasional yang mencapai 5.706 nasabah ritel (online dan offline), dengan tingkat keaktifannya nasabah membeli saham mencapai 15%.
“Kantor di Surabaya yang pertama ada di Intiland Tower atau pusat kota, sedangkan cabang kedua ini kami memilih buka di Spazio Surabaya Barat karena kami ingin mendekatkan diri dengan konsumer baru apalagi di barat banyak individu yang melakukan investasi dengan risiko lebih tinggi dari pada deposito,” jelasnya dalam Breakfast with CEO dan Launching MKES Cabang Surabaya, Senin (17/10/2016).
Dia mengatakan saat ini MKES saat ini masih sangat fokus menggarap pasar di Jakarta dan Surabaya karena kedua wilayah ini dianggap memiliki GDP perkapita yang di atas rata-rata nasional.
“Potensi di Indonesia sendiri masih sangat besar dan akan positif, karena untuk account individu (investor pasar modal) di Indonesia masih kurang dari 1% dari jumlah penduduk. Berbeda dengan negara maju sudah 50% penduduknya sudah investasi di bursa saham,” ujarnya.
Adapun hingga saat ini MKES memiliki13 titik transaksi Efek yang tersebar di Indonesia, di antaranya 6 cabang, 5 KE Corner dan juga 2 galeri bursa hasil kerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI).
MKES sendiri memprediksi IHGS akan hits di level 6.500 pada 2017, atau meningkat dari posisi saat ini di level 5.100-5.400. Wilianto meyakini sampai akhir 2016 ini IHSG akan ditutup di level 5.500-6.000.
“Kami perkirakan akan bergerak terus ke atas karena banyak faktor salah satunya suku bunga bank yang turun terus, pembangunan infrastruktur yang diperkuat pemerintah, kurs rupiah terhadap dolar AS yang relatif stabil serta adanya tax amnesty karena ada pemasukan baru membuat fundamental tercatat lebih baik karena dulu aset-aset tidak tercatat,” jelas Wilianto.
Wilianto menambahkan hampir semua sektor usaha masih tergolong bagus, tetapi ada yang masih ketinggalan perkembangannya yakni sektor properti dan perbankan. Sedangkan consumer good bahkan sudah naik, termasuk sektor batu bara juga mulai meningkat.
“Yang kami khawatirkan saat ini adalah sektor semen karena kapasitas produksinya sedang banyak,” imbuhnya.
Head of Retail Equities Malaysia Maybank Investment Bank Berhad, CK Lim menambahkan bahkan sejauh ini banyak investor dari negara-negara di Asean melakukan investasi pasar modal di Indonesia.
“Indonesia, Thailand dan Filipina ini sedang growth, sedangkan Singapura dan Malaysia pasarnya masih flat sehingga pasar di Asean pun banyak yang membeli saham di Indonesia karena Indonesia sangat positif, apalagi ada program tax amnesty,” ujarnya.