Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA CHINA 20 SEPTEMBER: Terancam Housing Bubble, Indeks Shanghai Berbalik Melemah

Indeks Shanghai Composite berbalik turun tipis 0,07% atau 1,98 poin ke level 3.024,08 pada pukul 11.11 WIB, setelah dibuka dengan kenaikan tipis 0,04% atau 1,12 poin di posisi 3.027,17.
Bursa China melemah./Bloomberg
Bursa China melemah./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa saham China terpantau berbalik melemah pada perdagangan siang ini, Selasa (20/9/2016), menyusul laporan bahwa upaya China memperlambat pertumbuhan harga rumah di kota-kota utama telah menunjukkan sedikit tanda keberhasilan.

Indeks Shanghai Composite berbalik turun tipis 0,07% atau 1,98 poin ke level 3.024,08 pada pukul 11.11 WIB, setelah dibuka dengan kenaikan tipis 0,04% atau 1,12 poin di posisi 3.027,17.

Dari 1.167 saham yang terdaftar pada indeks Shanghai Composite, 446 di antaranya menguat, 583 melemah, sedangkan 138 saham bergerak stagnan.

Saham Kweichow Moutai Co. Ltd. drop 1,84%, sementara saham PetroChina Co. Ltd. turun 0,27%, China Petroleum & Chemical Corp. melandai 0,62%, dan Guangzhou Automobile group Co. Ltd. anjlok 2,22%.

Pada saat yang sama, pergerakan indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip juga berbalik melemah tipis 0,09% atau 3,01 poin ke level 3.260,11.

Sebelumnya indeks CSI dibuka dengan kenaikan tipis 0,05% atau 1,54 poin ke level 3.264,66.

Seperti dilansir Bloomberg hari ini, upaya China memperlambat pertumbuhan harga rumah di kota-kota utama sedikit menunjukkan keberhasilan serta memicu ancaman gelembung untuk pasar perumahan (housing bubble) yang berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi di negara tersebut.

Harga rumah pada Agustus mengalami kenaikan di 64 dari 70 kota yang terdaftar oleh pemerintah atau naik dari hanya 51 kota pada Juli.

“Risiko yang lebih cepat atas adanya penurunan tiba-tiba dan tajam pada ekonomi ditimbulkan oleh ancaman ledakan gelembung pasar properti,” ujar Pauline Loong, Direktur Pelaksana firma riset Asia-analytica di Hong Kong, dalam risetnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper