Bisnis.com, JAKARTA— Penjualan anak usaha PT Provident Agro Tbk. (PALM) yang dimiliki Grup Saratoga senilai Rp2,67 triliun diperkirakan juga marak terjadi pada tahun depan, khususnya di sektor perkebunan kelapa sawit.
Saat dihubungi Bisnis.com, analis emiten perkebunan dari PT DBS Vickers Securities Indonesia Ben Santoso, menilai transaksi jual-beli perusahaan perkebunan pada tahun depan akan lebih banyak lagi. Regulasi pemerintah, termasuk moratorium penanaman lahan baru, membuat emiten kebun memilih untuk akuisisi.
"Enggak semua lahan yang ditawarkan akan dibeli. Ekspektasi akan lebih banyak transaksi lahan-lahan perkebunan tertanam," tuturnya, Rabu (17/8/2016).
Dia menjelaskan, harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) diperkirakan tidak bergitu prospektif pada tahun depan. Meski telah membaik saat ini, yield tandan buah segar (TBS) bakal terkoreksi tahun depan, seiring dengan recovery dampak El Nino dan mulai berproduksi lahan 900.000 hektare lahan sawit.
Kedua faktor itu membuat pasokan CPO diproyeksi melimpah. Diperkirakan, produksi CPO pada tahun depan akan tumbuh 7% year-on-year. Regulasi pemerintah yang mempersulit industri CPO juga akan membuat perusahaan memilih akuisisi anorganik ketimbang organik.
"Di lain pihak, kalau harga CPO turun lagi, keuangan perusahaan sawit tidak menggembirakan, mereka lebih memilih untuk menjual lahan," kata dia.
Seperti diketahui, perusahaan milik Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya PT Provident Agro Tbk. (PALM) menjual empat anak usaha di sektor perkebunan senilai Rp2,67 triliun.
Emiten perkebunan kelapa sawit berkode saham PALM itu merilis prospektur ringkas transaksi tersebut di PT Bursa Efek Indonesia, Senin (15/8/2016).
Empat anak usaha Provident Agro yang dilego adalah PT Global Kalimantan Makmur (GKM), PT Semai Lestari (SML), PT Nusaraya Permai (NRP), dan PT Saban Sawit Subur (SSS).
Transaksi akan dilakukan dengan nilai perusahaan final (entreprise value final) dikurangi kewajiban pengurang yang akan ditentukan maksimal 3 hari kerja sebelum 31 Agustus 2016. Secara keseluruhan, entreprise value final mencapai Rp2,67 triliun.
Masing-masing entreprise value final terdiri dari GKM senilai Rp1,5 triliun, SML senilai Rp595,95 miliar, SSS senilai Rp498,99 miliar, dan NRP senilai Rp75 miliar.
Sementara, jumlah kewajiban nilainya mencapai Rp1,29 triliun. Terdiri dari pinjaman bank Rp838,76 miliar, pinjaman pihak ketiga Rp67,08 miliar, dan pinjaman afiliasi Rp391,23 miliar. Beban gaji dan pinjaman afiliasi Rp162,33 miliar.
Penjualan saham dilakukan berdasarkan syarat-syarat dengan akan meminta persetujuan dari rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Rencana RUPSLB akan digelar pada 18 Agustus 2016.
Saham Provident Agro dimiliki oleh PT Saratoga Sentra Business 44,16%, PT Provident Capital Indonesia 44,16%, Tri Benowo 0,14%, Devin Antonio Ridwan 0,08%, Maruli Gultom 0,03%, dan publik 11,42%.
Dalam prospektus ringkas disebutkan, penjualan saham GKM, SML, SSS, dan NRP, dipercaya dapat memberikan manfaat dan dampak positif bagi emiten bersandi saham PALM tersebut. Pertimbangannya, nilai entreprise value final yang disepakati dengan pembeli merupakan nilai yang sangat pantas dan baik sesuai kondisi keempat anak usaha perseroan.
Transaksi tersebut membuat perseroan mendapatkan tambahan dana yang bisa digunakan untuk memperkuat arus kas dan permodalan. Pendanaan digunakan untuk penambahan modal kerja atau pelunasan kewajiban kepada pihak ketiga, hingga pembagian dividen.