Bisnis.com, JAKARTA— Rupiah berpeluang menguat pada perdagangan Kamis (28/7/2016) didorong oleh sentiment global dan perombakan kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo kemarin.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan euforia pelaksanaan tax amnesty yang mulai redup kembali terangkat dengan reshuffle kedua Kabinet Kerja Jokowi. Pengangkatan Sri Mulyani sebagai Menkeu seolah meningkatkan peluang keberhasilan tax amnesty sehingga mengangkat optimisme di pasar keuangan.
Ini terlihat dari penguatan tajam IHSG, SUN serta rupiah pada perdagangan Rabu. Di saat yang bersamaan hingga Rabu sore mayoritas kurs di Asia menguat terhadap dolar AS.
“Tetapi konfirmasi atas euforia yang berlangsung akan segera datang minggu depan, seiring adanya rilis inflasi Juli 2016 dan pertumbuhan kuartal II/2016 yang masih ditunggu. Rupiah berpeluang menguat hari ini,” katanya dalam riset, Kamis (28/7/2016).
Pada sisi lain, walaupun lebih optimistis, the Fed memutuskan tidak mengubah FFR target. Itu direspon dengan pelemahan dolar AS serta turunnya imbal hasil US Treasury yang cukup drastis, menandakan optimisme the Fed yang disertai dengan erosi kredibilitas.
Di hari yang sama, PM Jepang memberikan pertanda bahwa stimulus akan terus ditambah untuk mendorong inflasi. Adapun, imbal hasil JGB turun setelahnya. Fokus akan beralih ke pengumuman BoJ pada Jumat siang.