Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan pada Rabu (13/7/2016) diprediksi tertekan, diwarnai aksi ambil untung.
Lanjar Nafi, analis PT Reliance Securities Tbk., mengatakan indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak break out resistance fibonacci retrace di level 5.055 dengan kondisi momentum yang masuk pada area jenuh beli.
Pola spinning top dengan bentuk northern star candlestick pattern terlihat pada area sisi upper bollinger bands. Indikator stochastic yang telah terkonsolidasi negatif sejak awal pekan memberikan peluang distribusi yang cukup menekan.
"IHSG akan bergerak cenderung tertekan jika tidak kuat bergerak di atas 5.100 pada perdagangan selanjutnya dengan kisaran pergerakan 5.055-5.120," kata Lanjar dalam riset yang terbit pada Selasa (12/7/2016).
Dia menganjurkan para investor mulai mewaspadai aksi ambil untung jika tidak mampu kembali break out resistance levelnya. Menurut Lanjar, sentimen selanjutnya yang mungkin menjadi penggerak pergerakan bursa global di antaranya aktivitas ekspor impor serta neraca perdagangan di China. Juga sentimen indeks produk industri di Jepang, tingkat inflasi di sebagian negara di Eropa, dan data persediaan minyak di AS yang belakangan ini cenderung negatif.
Pada perdagangan Selasa (12/7/2016) IHSG ditutup menguat 0,60% ke posisi 5.099,53 dengan volume yang cukup tinggi. Beberapa sektor mulai mengalami fase distribusi seperti yang dialami sektor konsumer dan properti. Penguatan ini, menurut Lanjar, didukung oleh aliran dana masuk atau pembelian bersih investor asing yang cukup besar sejak akhir Juni.
Pada perdagangan Selasa, tercatat beli bersih investor asing mencapai Rp1,57 triliun. Dalam dua hari setelah libur Lebaran investor asing telah mencatatkan capital inflow lebih dari Rp3 triliun.
Aksi optimis ini tentu masih berkaitan dengan sentimen tax amnesty, kestabilan inflasi pada bulan Ramadhan, serta penguatan rupiah seiring penguatan bursa global," ucap Lanjar.