Bisnis.com, JAKARTA--- Produsen kaca, keramik dan glass block, PT Mulia Industrindo Tbk., berencana tidak banyak melakukan perluasan usaha pada 2016 karena situasi perekonomian yang dianggap belum mendukung.
Direktur Mulia Industrindo Henry Bun memaparkan perusahaan berencana untuk tidak menarik banyak pinjaman baru dari perbankan karena tidak berencana ekspansi pada 2016. “Kalau pun ada pasti kecil sekali,” katanya, Jumat (3/6/2016).
Menurutnya, situasi perekonomian belum begitu baik pada saat ini. Dampak situasi itu telah dirasakan perusahaan sejak tahun lalu dimana emiten berkode saham MLIA itu membukukan kerugian Rp155,9 miliar pada 2015 dibandingkan dengan laba Rp130,1 miliar pada 2014.
Padahal, perusahaan membukukan peningkatan penjualan sekitar 1,5% menjadi Rp5,71 triliun pada 2015 dibandingkan dengan Rp5,62 triliun pada 2014. Perusahaan sendiri banyak menjual kaca lembaran, botol kemasan, glass block, kaca pengaman otomotif dan keramik.
Pada 2015, perusahaan terkena dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mengingat sebagian besar atau sekitar 50% bahan baku produksi perusahaan berasal dari luar negeri atau diimpor.
“Sedangkan kami tidak bisa meningkatkan harga jual karena kami mau mempertahankan pangsa pasar. Naik mungkin kecil, jadinya kami nombok,” kata Henry.
Dalam struktur keuangan perusahaan pada 2015, biaya bahan baku dan pengemasan mencapai 33% dari seluruh biaya, atau kedua paling besar setelah biaya bahan bakar dan listrik sebesar 40%.