Bisnis.com, JAKARTA — PT Mulia Industrindo Tbk. (MLIA) menargetkan pendapatan Rp4,6 triliun pada 2025. Target itu mencerminkan pertumbuhan sebesar 4% dari realisasi tahun 2024 yang senilai Rp4,4 triliun.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan MLIA Henry Bun mengatakan perseroan mengatakan target top line akan sedikit bertumbuh sebesar 4% tahun ini dengan total volume penjualan bisa meningkat 3%.
"Namun harga jual kaca lembaran akan sedikit tertekan pada tahun ini. MLIA harapkan menurunnya harga kaca lembaran dapat dikompensasikan dengan peningkatan volume penjualan yang ada," kata Henry dalam laporan paparan publik, dikutip Rabu (28/5/2025).
Adapun, Henry mengakui eskalasi perang dagang antara AS dan China akan memengaruhi bisnis perseroan. Apalagi, perseroan berencana menggenjot kinerja ekspor tahun ini.
Namun demikian, produsen kaca tersebut berharap perang tarif antara dua ekonomi terbesar di dunia tidak akan berlangsung lama dengan titik terang bisa ditemukan lewat negosiasi dengan AS.
Optimalisasi penjualan kaca MLIA di pasar ekspor dilakukan melihat kompetisi yang makin ketat di dalam negeri. Henry menyebut dua produsen kaca lembaran yaitu KCC Glass Indonesia dari Korea Selatan dan Xinyi Glass dari China serta pertumbuhan ekonomi yang relatif flat akan memengaruhi pasokan kaca lembaran di Indonesia.
"Over supply di pasar domestik akan berdampak pada menurunnya harga jual kaca lembaran. Melihat situasi ini MLIA akan lebih mengoptimalkan penjualan kaca lembaran pada pasar ekspor," papar Henry.
Sebagai bagian dari diversifikasi, MLIA disebut tidak hanya bergantung pada lini industri kaca lembaran tetapi juga memperkuat lini produksi botol kemasan. Adapun, botol kemasan mengincar industri makanan dan minuman dengan tren permintana yang cenderung sellau naik.
Tahun ini, MLIA menargetkan peningkatan volume penjualan ekspor sebesar 15% dari botol kemasan dan 2% dari kaca lembaran. Target itu dipasang melilhat kuantitas penjualan kaca lembaran di dalam negeri pada kuartal I/2025 turun 10% secara tahunan (yoy) sementara ekspor naik 6% yoy. Sementara itu, kuantitas penjualan botol kemasan turun 10% yoy di dalam negeri dan naik 11% yoy di pasar ekspor.
"Saat ini komposisi volume penjualan kaca lembaran dan botol kemasan di pasar domestik adalah sebesar 60% sedangkan pasar ekspor sebesar 40%. Melalui komposisi ini diharapkan MLIA dapat lebih mengoptimalkan pasar ekspor sebagai target pasar," ujar Henry.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.