Bisnis.com, JAKARTA - Federal Open Market Committee (FOMC) meeting terkait kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS masih akan menjadi fokus di pasar obligasi hari ini.
Ekonom Samuel Sekuritad Indonesia Rangga Cipta mengatakan imbal hasil global turun menyusul pernyataan ECB yang membuka peluang untuk menambah stimulusnya. Meski demikian, baik suku bunga acuan maupun jumlah pembelian obligasi di pasar sekunder tidak diubah.
Adapun, ekspektasi kenaikan FFR target akan diuji nanti malam seiring rilisnya data non-farm payrolls AS. Bila data tersebut buruk, maka imbal hasil US Treasury akan turun cukup drastis.
Dari domestik, kekecewaan terhadap keputusan S&P ternyata tidak berlebihan. Ini mengindikasikan bahwa keputusan tersebut sudah diprediksi sebelumnya, ketika pada Maret 2016 S&P menyatakan masih butuh waktu bagi Indonesia mendapatkan peringkat layak investasi.
"Selain faktor global, fokus investor akan tertuju pada pembahasan RAPBN-P yang dimulai kemarin serta finalisasi tax amnesty," katanya dalam riset yang diterima Jumat (3/6/2016).
Dari moneter, Bank Indonesia akan mengumumkan BI rate pada rapat RDG Bank Indonesia di 15 dan16 Juni mendatang. Dengan inflasi rendah, ekspektasi pemangkasan mulai naik.