Bisnis.com, JAKARTA- Hingga bulan April konsumsi semen di Indonesia masih melambat, seiring masih rendahnya daya beli serta realisasi pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur yang belum maksimal.
Kapasitas produksi semen yang meningkat tidak diimbangi dengan peningkatan konsumsi semen.
Asosiasi Semen Indonesia (ASI) memperkirakan kapasitas produksi semen pada 2016 dapat meningkat hingga 92,8 juta ton dan kenaikan permintaan semen 5% dari 61 juta ton pada 2015 menjadi 69 juta ton pada 2016.
Data ASI juga menunjukkan pasokan produsen semen mencapai 19,21 juta ton pada periode Januari-April 2016, tumbuh 3,38% yoy.
Untuk April 2016 total penjualan semen turun 1,81% yoy didorong turunnya penjualan semen di Sumatra dan Jawa masing-masing sekitar 5%.
Data realisasi penjualan semen tersebut ikut menegaskan kembali bahwa pembangunan proyek-proyek infrastruktur tampaknya belum menunjukkan hasil yang maksimal.
Kementerian PUPR sebagai penerima anggaran infrastruktur terbesar diberitakan baru menyerap sekitar 9,42% anggaran 2016 dari total Rp104,081 triliun, meleset dari target sebesar 12%.
Di sisi lain, realisasi defisit keuangan negara makin melebar. Keseluruhan memberikan potensi downside risk terhadap IHSG.
“Kami merekomendasikan investor waspada sejalan dengan pelemahan rupiah,” tulis HP Analytics dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa (24/5/2016).