Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah nyaris tidak bergerak di pasar spot, terdepresiasi 0,01% ke Rp13.413 per dolar AS atau 1 poin lebih lemah dari level penutupan kemarin.
Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Kamis (25/2/2016) rupiah dibuka menguat 16 poin atau 0,12% ke Rp13.396/US$.
Pada pukul 08.02 WIB, rupiah menguat 7 poin atau 0,05% ke Rp13.405.
Pada Rabu (24/2/2016) rupiah ditutup menguat 16 poin atau 0,12% ke Rp13.412/US$.
Pada perdagangan kemarin, rupiah memberikan kejutan di akhir perdagangan.
Pergerakan rupiah yang melemah, berbalik menguat menjelang penutupan perdagangan.
Rupiah menguat di saat pasar uang dibayangi dengan pelemahan harga minyak, yang memicu kekhawatiran pasar sehingga kembali memburu aset safe haven.
Rupiah nyaris tidak bergerak di pasar spot, terdepresiasi 0,01% ke Rp13.413 per dolar AS atau 1 poin lebih lemah dari level penutupan kemarin.
Rupiah masih melemah sendirian di Asia Tenggara, spot melemah 25 poin atau -0,19% ke Rp13.437 per dolar AS.
Lainnya menguat, yaitu dolar Singapura (+0,06%), peso Filipina (+0,06%), ringgit Malaysia (+0,06%), dan baht Thailand stagnan.
Rupiah bergerak melemah 16 poin atau 0,12% ke Rp13.428 per dolar AS setelah bursa saham memasuki jeda siang.
Rupiah melemah di saat mata uang lainnya di Asean menguat.
“Sentimen buruk akibat intervensi pemerintah di ekonomi sudah mereda tetapi ketidakpastian belum hilang seluruhnya. Harga minyak yang kembali naik bisa memberikan dorongan terhadap aset berdenominasi rupiah untuk menguat pada perdagangan hari ini,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (25/2/2016).
Rupiah sendirian melemah di Asia Tenggara. Rupiah melemah 15 poin (-0,12%) ke Rp13.427 per dolar AS.
Lainnya menguat dolar Singapura (+0,19%), peso Filipina (+0,12%), ringgit Malaysia (+0,30%), baht Thailand (+0,03%).
Rupiah mulai berbalik tertekan menjelang pembukaan perdagangan bursa saham dan diperdagangkan melemah 15 poin atau 0,11% ke Rp13.427 per dolar AS pada pukul 08.57 WIB.
Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Kamis (25/2/2016) rupiah dibuka menguat 16 poin atau 0,12% ke Rp13.396/US$.
Pada pk. 08.02 WIB, rupiah menguat 7 poin atau 0,05% ke Rp13.405.
Indeks dolar Amerika Serikat masih melemah pada penutupan perdagangan Rabu atau Kamis pagi.
Indeks dolar AS pada penutupan perdagangan Rabu (24/2/2016) melemah 0,02% ke level 97,458.
”Data AS masih buruk,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (25/2/2016).
Dikemukakan indeks PMI untuk sektor jasa AS menunjukkan kemunduran dengan angka yang jatuh di bawah 50.
Akan tetapi indeks dolar masih memiliki tenaga, terutama dipicu oleh pelemahan tajam poundsterling di tengah terangkatnya isu Inggris yang keluar dari zona Euro.
Kurs lain seperti yen dan kurs negara berkembang terlihat masih menguat terhadap dolar.
Setelah sebelumnya turun tajam hingga dini hari tadi harga minyak mentah Brent ditutup naik hampir 4%.
“Angka inflasi Zona Euro ditunggu sore nanti, diperkirakan tetap rendah di 0,4% YoY. Ini penting untuk membaca langkah ECB selanjutnya terhadap stimulus yang diberikan,” kata Rangga.
Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Kamis (25/2/2016) melanjutkan penguatan.
“Rupiah hari ini berpeluang melanjutkan sentimen penguatannya,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (25/2/2016).
Dikemukakan tekanan domestik mereda, meski ketidakpastian kebijakan masih ada.
Ditandai dengan berhasil menguatnya rupiah dan indeks harga saham gabungan pada penutupan perdagangan Rabu.
IHSG berhasil naik, ujarnya, walaupun aksi jual masih terlihat pada SUN. Beberapa kurs di Asia hingga Rabu sore juga berhasil ditutup menguat.
“Sentimen buruk akibat intervensi pemerintah di ekonomi sudah mereda tetapi ketidakpastian belum hilang seluruhnya,” kata Rangga.
Harga minyak yang kembali naik, ujarnya, bisa memberikan dorongan terhadap aset berdenominasi rupiah untuk menguat pada perdagangan hari ini.
Faktor inflasi dalam negeri, yang angka Februarinya diumumkan pada awal Maret 2016, akan perlahan mengambil perhatian pasar. Inflasi Februari 2016 menurut Bank Indonesia diperkirakan naik ke 4,3-4,4% YoY.
Sementara itu indeks PMI untuk sektor jasa AS menunjukkan kemunduran dengan angka yang jatuh di bawah 50.
Akan tetapi indeks dolar masih mendapat topangan tenaga terutama dipicu oleh pelemahan tajam poundsterling, di tengah terangkatnya isu Inggris yang keluar dari Zona Euro.
Kurs lain seperti yen dan kurs negara berkembang terlihat masih menguat terhadap dollar. Harga minyak, setelah sebelumnya turun tajam hingga dini hari tadi harga minyak mentah Brent ditutup naik hampir 4%.
“Angka inflasi Zona Euro ditunggu sore nanti diperkirakan tetap rendah di 0,4% YoY. Ini penting untuk membaca langkah ECB selanjutnya terhadap stimulus yang diberikan,” kata Rangga.