Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RUPIAH ATAS DOLAR AS: Sentimen Penggerak Kurs Hari Ini (25 Februari)

Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Kamis (25/2/2016) melanjutkan penguatan
Seorang petugas bank memeriksa sejumlah uang/Reuters
Seorang petugas bank memeriksa sejumlah uang/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA- Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Kamis (25/2/2016) melanjutkan penguatan.

“Rupiah hari ini berpeluang melanjutkan sentimen penguatannya,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (25/2/2016).

Dikemukakan tekanan domestik mereda, meski ketidakpastian kebijakan masih ada.

Ditandai dengan berhasil menguatnya rupiah dan indeks harga saham gabungan pada penutupan perdagangan Rabu.

IHSG berhasil naik, ujarnya, walaupun aksi jual masih terlihat pada SUN. Beberapa kurs di Asia hingga Rabu sore juga berhasil ditutup menguat.

“Sentimen buruk akibat intervensi pemerintah di ekonomi sudah mereda tetapi ketidakpastian belum hilang seluruhnya,” kata Rangga.

Harga minyak yang kembali naik, ujarnya, bisa memberikan dorongan terhadap aset berdenominasi rupiah untuk menguat pada perdagangan hari ini.

Faktor inflasi dalam negeri, yang angka Februarinya diumumkan pada awal Maret 2016, akan perlahan mengambil perhatian pasar. Inflasi Februari 2016 menurut Bank Indonesia diperkirakan naik ke 4,3-4,4% YoY.

Sementara itu indeks PMI untuk sektor jasa AS menunjukkan kemunduran dengan angka yang jatuh di bawah 50.

Akan tetapi indeks dolar masih mendapat topangan tenaga terutama dipicu oleh pelemahan tajam poundsterling, di tengah terangkatnya isu Inggris yang keluar dari Zona Euro.

Kurs lain seperti yen dan kurs negara berkembang terlihat masih menguat terhadap dollar. Harga minyak, setelah sebelumnya turun tajam hingga dini hari tadi harga minyak mentah Brent ditutup naik hampir 4%.

“Angka inflasi Zona Euro ditunggu sore nanti diperkirakan tetap rendah di 0,4% YoY. Ini penting untuk membaca langkah ECB selanjutnya terhadap stimulus yang diberikan,” kata Rangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper