Bisnis.com, JAKARTA - Jisdor mencatatkan pelemahan tertajam dalam 5 bulan pada Rabu (17/2/2016). Penguatan tajam dolar Amerika Serikat dan volatilitas yuan menekan rupiah di pasar spot.
Data Bank Indonesia menunjukkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) terdepresiasi 171 poin atau 1,28% ke Rp13.504. Pelemahan tersebut adalah yang paling tajam sejak Jisdor merosot 246 poin pada 16 Oktober 2015.
Rupiah juga tertekan di pasar spot, melemah 87 poin atau 0,65% ke Rp13.482 per dolar AS pada pukul 10.04 WIB dan sempat tertekan hingga 141 poin ke Rp13.536 per dolar AS.
Tekanan rupiah muncul dari penguatan signifikan pada dolar AS yang terdorong oleh kembalinya sentimen positif di pasar finansial AS. Indeks dolar pagi tadi ditutup menguat 0,97%.
Langkah People Bank of China juga kembali mengejutkan pasar valas. Nilai tukar acuan yuan hari ini ditetapkan melemah 0,16%, pelemahan tertajam 2016. Langkah tersebut diambil dua hari setelah PBOC memperkuat kurs yuan sebesar 0,3% usai libur panjang tahun baru imlek, apresiasi tertajam tahun ini.
Bank Indonesia hari ini memulai rapat kebijakan moneter bulanan yang akan diakhiri besok dengan pengumuman BI Rate. BI Rate diprediksi kembali dipangkas 25 bps menjadi 7%.
“Harapan pemangkasan BI Rate serta giro wajib minimum semakin membesar, bahkan harapan pemangkasan yang lebih agresif sebesar 50 bps mulai muncul di pasar,” kata Rangga Cipta, ekonom dari Samuel Sekuritas.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor/Rupiah)
17 Februari | Rp13.504 |
16 Februari | Rp13.333 |
15 Februari | Rp13.476 |
12 Februari | Rp13.471 |
11 Februari | Rp13.369 |
Sumber: Bank Indonesia