Bisnis.com, JAKARTA—Kurs Jisdor melemah di akhir pekan ketika arus modal ke aset safe haven semakin deras menghindari risiko di pasar finansial global.
Data Bank Indonesia menunjukkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) melemah 102 poin atau 0,76% ke Rp13.471 per dolar AS. Kurs Jisdor terapresiasi 1,33% sepanjang pekan dan telah menguat selama 4 minggu.
Rupiah juga bergerak melemah di pasar spot, melemah 0,35% atau 47 poin ke Rp13.510 per dolar AS pada pukul 10.11 WIB, setelah berfluktuasi di kisaran Rp13.436—Rp13.528 per dolar AS.
Rontoknya saham-saham di bursa global mendorong investor menghindari aset yang lebih berisiko, termasuk di pasar finansial Indonesia.
Pergerakan modal mencari safe haven telah mendorong yen ke level terkuat sejak November 2014, hari ini menguat hingga 0,47% ke level 111,89 di pasar spot.
Harga kontrak berjangka emas di pasar komoditas dini hari tadi ditutup menguat 4,14% ke US$1.246,70 per troy ounce. Indeks dolar pagi ini konsisten menguat setelah merosot selama 4 hari berturut-turut, naik 0,09% ke level 95,648 pada pukul 10.07 WIB.
“Emas dan yen kembali menguat tajam sebagai alternatif safe haven selain dolar AS yang tertekan menyusul pandangan The Fed yang pesimistis atas perekonomian AS,” jelas Rangga Cipta, ekonom dari Samuel Sekuritas.
Data Bloomberg menunjukkan SUN bertenor 10 tahun merosot 0,14% ke level 103,114 pada pukul 10.18 WIB. Kemarin, data IDMA menunjukkan yield obligasi yang jatuh tempo pada September 2026 tersebut turun 6 bps ke level 7,959%.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor/Rupiah)
12 Februari | Rp13.471 |
11 Februari | Rp13.369 |
10 Februari | Rp13.538 |
9 Februari | Rp13.689 |
5 Februari | Rp13.653 |
Sumber: Bank Indonesia