Bisnis.com, JAKARTA— Kurs Jisdor meneruskan penguatan tajam pada Rabu (11/2/2016), di saat rupiah menguat bersama kurs Asia dipicu spekulasi penundaan kenaikan Fed Fund Rate.
Data Bank Indonesia menunjukkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menguat 169 poin atau terapresiasi 1,25% ke Rp13.369 per dolar AS.
Rupiah juga menguat di pasar spot, terapresiasi 0,35% atau 47 poin ke Rp13.408 per dolar AS pada pukul 10.04 WIB dan sempat menguat hingga Rp13.343 per dolar AS.
Arus masuk dana ke pasar finansial di Tanah Air menopang nilai tukar rupiah. Investor asing membukukan net buy dalam Rp928 miliar di pasar SUN pada 9 Februari 2016, kepemiikan asing atas obligasi pemerintah telah meningkat selama 7 hari berturut-turut.
Rangga Cipta, Ekonom Samuel Sekuritas, memperkirakan paket kebijakan ekonomi X yang akan diumumkan siang ini bisa memperkuat sentimen positif dari dalam negeri yang menopang apresiasi rupiah.
Dorongan dalam negeri terjadi di tengah pelemahan nilai tukar dolar setelah pernyataan Gubernur The Fed Janet Yellen di Kongres Amerika Serikat. Indeks dolar AS kini berada di level paling rendah dalam 5 bulan, turun 0,15% ke level 95,746.
Yellen mengisyaratkan gejolak pasar finansial dan perekonomian global bisa menunda penaikan suku bunga acuan AS. Selain itu, Yellen menyatakan tidak yakin suku bunga negatif bisa diterapkan di AS.
“Ini bisa menjaga sentimen penguatan rupiah dalam jangka pendek. Fokus (pasar) akan beralih ke RDG Bank Indonesia Februari pada pekan depan,” kata Rangga.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor/Rupiah)
11 Februari | Rp13.369 |
10 Februari | Rp13.538 |
9 Februari | Rp13.689 |
5 Februari | Rp13.653 |
4 Februari | Rp13.662 |
Sumber: Bank Indonesia