Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak anjlok setelah Badan Energi Dunia merevisi naik prediksi stok minyak global untuk mengakomodasi kenaikan output OPEC.
Minyak mentah jenis Brent anjlok 6,49% ke US$30,75 per barel pada penutpan perdagangan Selasa di London, penurunan paling tajam dalam 5 bulan terakhir.
Adapun WTI kembali bergerak di bawah US$29 per barel, turun 5,89% ke US$27,94 per barel pada penutupan perdagangan Selasa atau rabu pagi WIB.
Badan Energi Dunia (IEA) memperkirakan kelebihan suplai minyak mentah global mencapai 1,75 juta barel per hari sepanjang semester I/2016, lebih tinggi dari estimasi 1,5 juta barel per hari yang dirilis pada Januari.
Stok tersebut bisa semakin melimpah jika negara OPEC terus meningkatkan hasil produksi. IEA memperkirakan permintaan global semakin menyusut di saat Iran dan Arab Saudi meningkatkan produksi pada Januari.
“Data IEA menggeser kembali perhatian pasar ke limpahan stok global. Menghapus harapan suplai dan permintaan bisa mencapai keseimbangan dalam waktu dekat,” kata John Kilduff dari Again Capital LLC kepada Bloomberg.
Goldman Sach memprediksi harga minyak akan berfluktuasi tajam antara US$20—US$40 per barel dalam 6—9 bulan ke depan. Bloomberg memperkirakan stok minyak mentah AS naik 2,85 juta barel pada akhir pekan lalu. Badan Informasi Energi AS (EIA) baru akan merilis data stok pada Rabu.
Adapun produksi shale di Negeri Paman Sam tersurvei memproduksi hingga 5,02 juta barel per hari pada Februari, lebih tinggi dari estimasi sebelumnya sebanyak 4,83 juta barel per hari.