Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Wall Street melonjak di hari perdagangan terakhir Januari, meskipun mengakhiri bulan lalu dengan kinerja terburuk sejak 2009.
Indeks Dow Jones menguat 2,47% ke level 16.466,30 di penutupan perdagangan Jumat (29/1/2016) dan merosot 5,5% selama sebulan. Adapun indeks Standard & Poor’s 500 berakhir jatuh 5,1% selama Januari setelah melonjak 2,48% ke level 1.940,24 pada akhir pekan lalu.
“Pendorong pasar hari ini adalah bank sentral negara maju yang sangat akomodatif dan data manufaktur Chicago yang luar biasa. Pendapatan emiten juga di atas ekspetasi,” kata Phil Orlando dari Federated Investors Inc kepada Bloomberg.
Indeks PMI Chicago berada pada level 55,6 pada Januari atau menunjukkan kenaikan aktivitas industri di saat pasar memprediksi penurunan kinerja di level 45,0. Pada Jumat, Departemen Perdagangan AS juga meriils data produk domestik bruto yang menyatakan ekonomi Negeri Paman Sam tumbuh 0,7% pada kuartal IV/2015 dan tumbuh 2,4% sepanjang tahun lalu.
Pasar melihat pertumbuhan ekonomi tersebut mengindikasikan ekonomi belum cukup kuat untuk menanggung 4 kali kenaikan suku bunga pada 2016. Kinerja ekonomi ditambah dengan langkah pelonggaran moneter bank sentral negara maju dinilai akan memaksa The Fed merevisi rencana normalisasi kebijakan moneter mereka.
Investor juga terdorong oleh laporan keuangan emiten kuartal IV/2015 yang menandakan perusahaan di AS mampu melalui goncangan dari pelambatan ekonomi China. Laba emiten anggota S&P 500 hanya turun 5,6% pada kuartal terakhir tahun lalu, di bawah estimasi penurunan 7%. Sekitar 80% dari emiten melaporkan pendapatan bersih lebih besar dari target.
Beberapa emiten yang pergerakan sahamnya terpengaruh oleh rilis laporan keuangan adalah Visa yang melesat 7,05%, Electronic Arts yang jatuh 7,5%, Honeywell International yang menguat 5,4% dan Microsoft yang naik 5,83%.